ATURAN DIADAKAN DEMI MENYELAMATKAN MANUSIA
Manusia sesuai dengan hakikatnya memiliki kebebasan sekaigus keterikatan dengan yang lain. Apabila manusia menyadri hal ini maka manusia akan aman dan tidak perlu tata aturan. Keberadaan seseorang tanpa adanya keberadaan yang lain itu mustahil. Oleh karena itu adalah benar bahwa manusia itu pada dasarnya bebas tetapi sekaligus terikat. Manusia itu bebas melakukan apa pun tetapi juga terika dengan apa pun. Maka untuk mendamaikan ini harus ada tata aturan atau tanggungjawab.Â
Tanggungjawab itu hanya diberikan kepada manusia karena hanya manusialah yang memiliki akal budi. Manusia dianugerahkan akal budi untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Manusia mesti menggunakan kebebasannya dengan baik dan benar. Apabila manusia melakukan itu maka manusia tidak perlu dituntut untuk melakukan ini dan itu. Namun persoalannya ialah manusia tidak selalu mampu mengendalikan dirinya. Manusia terkadang dikuasai oleh egonya. Inilah yang terkadang mendatangkan persoalan untuk hidup yang damai, nyama dan sejahtera.
Hidup manusia pada dasarnya sudah baik dan akan semakin baik apabila manusia itu mau berperilaku sesuai dengan hakikatnya. Manusia mesti menyadari bahwa dirinya bukan hanya baik untuk diri sendiri tetapi juga baik untuk yang lain. Namun dalam kenyataan seseorang menjadi batu sandungan bagi orang lain.Â
Seseorang hanya mementingkan diri sendiri dan orang lain menjadi saingan baginya atau yang boleh diabaikan. Karena itu, manusia akan hancur karena egonya. Ego manusia yang tidak difungsingkan sesuai dengan kodratnya akan membawa bencana bagi hidup sendiri dan juga bagi hidup yang lain. Dalam mengatasi persoalan-persoalan ini manusia diberi suatu tawaran yang akan menjadi sarana bagi manusia untuk hidup dalam damai, nyaman dan sejahtera yakni membangun terus-menerus cinta.
Manusia yang membangun cinta terus menerus dalam hidup agar egonya tidak menguasai dirinya. Manusia hidup bersama yang lain dan yang lain itu memiliki hak yang sama dengan dirinya. Selain cinta juga diciptakan sebuah aturan agar ego manusia tidak berkeliaran.Â
Manusia membuat suatu kesepakatan untuk menciptakan suatu tata aturan demi kehidupan bersama. Manusia bukan untuk aturan tetapi aturan untuk manusia. Aturan dibuat oleh manusia agar tercipta hidup yang aman, damai dan sejahtera. Aturan bukan menjadikan manusia tertekan atau sakit karena aturan tersebut. Apabila perbuatan baik dan benar yang dilakukan oleh seseorang yang terkait dengan aturan maka tidak ada alasan untuk menghukum atau membenci orang tersebut justru karena aturan itu dibuat agar manusia melakukan kebaikan.
 Dalam hidup bersama apabila kita melakukan hal-hal yang baik dan benar tidak menjadi persoalan bila aturan yang telah disepakati tidak ditaati. Karena alasannya adalah aturan itu dibuat agar hidup menjadi nyama, damai dan sejahtera. Jadi tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa aturan dilanggar karena perbutan yang dilakukan adalah kebaikan dan benar adanya. Aturan itu diberlakukan bagi seseorang yang melanggar norma-norma yang membuat orang baik.  Aturan tetap berlaku tetapi ada hal-hal tertentu yang dilakukan meskipun melanggar aturan dengan tujuan baik dan benar.Â
Misalnya, ambulans yang menerobos lampu merah. Dalam hal ini bukannya aturan dilanggar tetapi demi menyelamat nyawa manusia aturan boleh dilanggar. Oleh karena itu, orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas "lampu merah" tersebut tidak dihukum karena pelanggarannya yang dilakukan itu ialah menyelamatkan hidup manusia atau boleh juga dikatakan bahwa ada aturan dilakukan untuk membuat manusia damai, nyaman dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H