Apa solusi yang dapat dilakukan pemerintah?
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kandungan arsenik pada tiap-tiap sumur warga dan sumber air yang digunakan oleh warga sebagai sumber air minum. Setelah diketahui konsentrasi arsenik pada tiap sumur warga, pemerintah dapat memutuskan sumur mana saja yang aman untuk air minum.Â
Hal ini dilakukan karena sifat arsenat yang hanya terkonsentrasi dekat dengan sumbernya. Proses penelitian ini cenderung lebih murah dibandingkan dengan remidiasi. Apabila menggunakan metode remidiasi (proses pemulihan sesuatu dari kondisi tercemar), biaya yang dibutuhkan akan lebih mahal dan proses yang dilakukan akan lebih sulit.
Jika tidak dijumpai sumur warga yang layak untuk sumber air minum, pemerintah setempat dapat mempertimbangkan untuk membangun sumur bor dengan harapan bahwa sumur bor tidak terpengaruh oleh oksidasi lingkungan dan aktivitas penambangan sehingga kandungan pencemar menjadi minimal.
Dinas Kesehatan setempat juga dapat memulai penelitian terkait penyakit yang mungkin muncul akibat konsumsi air tanah yang mengandung arsenik sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan atau pengobatan apabila gejala tersebut muncul.
Harapannya, pemerintah, instansi, maupun akademisi dapat melakukan riset lebih lanjut, lalu memberikan edukasi dan solusi kepada warga Kalirejo. Pemerintah harus mulai memperhatikan ancaman-ancaman yang tidak tampak atau tidak terpikirkan sebelumnya, tetapi dapat berpengaruh besar untuk masa depan masyarakat.
Baca juga:
Sah, Pilot Proyek Pengolahan Emas Tanpa Merkuri di Kalirejo Resmi Diserahterimakan
Penambang Emas di Kulonprogo Masih Pakai Mercuri, Kalurahan Usulkan Pembangunan di Tempat Khusus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H