Mohon tunggu...
Magdalena Saina
Magdalena Saina Mohon Tunggu... Guru - GURU

HOBI DRAMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Nilai Kearifan Lokal dalam Dunia Pendidikan di Manggarai

27 Desember 2022   11:06 Diperbarui: 27 Desember 2022   11:11 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

https://sites.google.com/view/lenywanggu-kearifa-lokal-/halaman-muka      

 Kearifan lokal merupakan suatu hal penting dan bagian yang tidak terpisahkan dari tubuh budaya itu sendiri. Kerarifan lokal diibaratkan jantung dalam tubuh manusia, yakni sebagai pusat kehidupan. Budaya adalah tubuh secara keseluruhan, sedangkan keraifan lokal itu sendiri menduduki peran sebagai jantung dalam tubuh budaya itu sendiri. Dalam dunia Pendidikan akhir-akhir ini sangat gencar untuk menumbuhkan kembali teori Pendidikan Ki Hajar Dewantara, yaitu tentang kodrat alam dan kodrat zaman yang dimiliki seorang anak. Berbicara tentang kodrat alam dan kodrat zaman ini sangat berkaitan erat dengan budaya si anak dan bagaimana dengan budaya yang dibawa sejak lahir, anak dapat menyesuaikannya dengan perkembangan zaman.

       Pendidikan tidak terpisahkan dari budaya. Begitupun halnya dengan Pendidikan di Manggarai yakni memiliki hubungan yang intim dengan budaya masyarakat Manggarai itu sendiri. Dalam dunia Pendidikan di Manggarai, tidak terlepas dari Bahasa Lokal yakni Bahasa Manggarai, yang notabene di dalam Bahasa Maggarai itu sendiri terdapat begitu banyak nilai-nilai kearifan lokal sebagai panutan atau arahan dalam kehidupan. Nilai-nilai kearifan lokal ini, tidak hanya sebatas dalam "toing dan titong" (nasihat dan tuntunan), tetapi dalam percakapan sehari-hari yang digunakan dalam dunia Pendidikan itu sendiri juga begitu banyak nilai-nilai kearifan lokal di dalamnya. Percakapan sehari-hari dalam dunia Pendidikan, tidak terlepas dari nilai-nilai bijak, baik yang secara gamblang diucapkan oleh penutur ataupun juga secara implisit. Penutur ini bisa saja guru, siswa, atau pihak lain yang terlibat dalam dunia Pendidikan (sekolah).

       Dalam pengungkapan nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya Manggarai terutama dalam Pendidikan dimediasi oleh Bahasa itu sendiri. Nilai-nilai yang dihasilkan dalam perilaku berbahasa merupakan nilai-nilai kearifan yang menjadi norma atau pedoman dalam kehidupan masyarakat. Menurut Nyoman (2011:90-91), kearifan lokal merupakan bagian dari kebudayaan lokal.

       Dalam menghadapi globalisasi zaman sekarang ini, nilai-nilai kearifan lokal ini sangat berperan penting di dalamnya. Oleh karena itu, nilai-nilai ini perlu dipertahankan keberadaanya terutama dalam dunia Pendidikan sebagai suatu wadah pembentukan budaya itu sendiri kepada generasi bangsa. Nilai-nilai ini merupakan factor penting untuk menghindari pengaruh negatif dari globalisasi zaman yang kian pesatnya.

       Nilai-nilai kerifan lokal terkandung di dalam Bahasa atau tuturan. Berarti setiap pengguna Bahasa sangat mungkin adanya penggunaan nilai-nilai itu. Bahasa Manggarai adalah salah satu Bahasa daerah yang digunakan masyarakat di Flores Barat. Penggunaan Bahasa ini juga tidak terlepas dari dunia Pendidikan. Dengan kata lain, peran Bahasa Manggarai juga memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun peradaban Pendidikan di Manggarai.

Nilai-nilai Kearifan Lokal sebagai Produk Budaya

       Bahasa Manggarai merupakan wadah penyingkapan budaya Manggarai yang di dalamnya terkandung banyak nilai-nilai kearifan yang menjadi panutan hidup masyarakat Manggarai sendiri. Begitupun halnya dalam dunia Pendidikan di Manggarai. Bahasa Manggarai sebagai Bahasa komunikasi dalam dunia Pendidikan. Yang dimaksud di sini adalah Bahasa lisan. Dalam lingkup ranah Pendidikan, partisipan di dalam dunia Pendidikan saling berinteraksi dengan dimediasi oleh bahaa Manggarai. Bahasa Manggarai sebagai salah satu Bahasa daerah yang hidup dalam budaya Indonesia. Nilai-nilai yang tercermin dalam Bahasa Manggarai merupakan produk budaya yang menjadi kebiasaan hidup masyarakat Manggarai, begitupun halnya dalam Pendidikan. Bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan, satu dengan yang lainnya. Bahasa sebagai hasil budaya, mengandung nilai-nilai masyarakat penuturnya. Pendidikan juga tidak terlepas dari budaya, karena salah satu tugas Pendidikan adalah meneruskan nilai-nilai budaya serta memiliki peran dan tanggung jawab untuk mensortir budaya-budaya asing yang ingin mendominasi dalam budaya lokal.


Peran Guru Dalam Menguatkan Nilai-nilai Kearifan Lokal

      Guru memiliki peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai bijak ini kepada peserta didik terutama dalam lingkup dunia Pendidikan. Sebagai aktor utama tentu tugasnya tidak sekadar mengampanyekan nilai-nilai ini kepada siswa-siswanya, tetapi dia harus mampu menjadi pelaku atau tokoh utama untuk menjadi penggerak nilai-nilai itu sendiri yang tentunya benar-benar timbul dari kesadaran pribadi bukan atas dasar paksaan atau motifasi ekstrinsik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun