Mohon tunggu...
Maftuh Ahnan
Maftuh Ahnan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa uinsa surabaya , prodi ilmu hadis , fakultas ushulludin dan filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Filsafat Dekontruksim dalam Filsafat Modern

15 Desember 2024   07:47 Diperbarui: 15 Desember 2024   08:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

ALIRAN FILSAFAT  DEKONTRUKSIM DALAM FILSAFAT MODEREN

Seperti kita ketahui suatu aliran pemikiran dalam filsafat moderen yang diperkenalkan oleh filsuf Prancis Jacques Derrida pada tahun 1960 an. Pada abad ke-20 Dalam konteks pemikiran moderen, dekontruksim tidak hanya berfungsi sebagai metode analisis teks,tetapi juga seabai cara untuk memahami dan meretas struktur pemikiran yang mendasari berbagai disiplin ilmu termasuk sastra,linguitrik, dan teori budaya. Dalam rtikel ini kita akan mengeksplorasi bagaimana aliran filsafat dekontruksim mempengarui pemikiran kontenporer, serta tantangan yang dihadapi dalam penerapanya. Melalui pemahaman yang mendalam mengenai prinsip-prinsip dekontruksim , kita dapat melihat bagaimana pemikiran ini berkontribuksi terhadap pergeseran dalam cara kita memahami kebenaran identitas dan makna dalm dunia yang semakin kompleks.

Dasar pemikira dekonsttruksim lahir dari pengaruh filsafat martin heidegger, khususnya dalam kritiknya terhadap metafisika barat, serta dari linguistik struktunal yang dikembangkan oleh Ferdinanand de Saussure. Derida mengapdopsi gagasan bahwa makna dalam bahasa di bentuk melalui perbedaan ( difference), bukan oleh hubunga langsung antara kata dan objek yang di rujuk .ia mencapai istilah '' difference'' untuk menunjuk bahwa makna selalu tertunda dan tidak pernah fatal. Dekonstruksi bukanlah penghancuran melainkan analisis mendalam terhadap asumsi dan struktur teks. Derrida menolak gagasan bahwa teks memiliki satu makna final yang tunggal. Sebaliknya, ia berargumen bahwa teks selalu terbuka untuk interprestasi baru karena kompleksitas struktur bahasanya.

Berikut adalah prinsip-prinsip utama Dekontruksi

1. Penolakan terhadap Logocentrisme Derrida menentang logecentrisme, yaitu keyakinan bahwa ada pusat makna universal atau kebenaran absoult yang menjadi dasar semua pemikiran. Dalam pandangannya ,bahasa selalu mediasi yang tidak sempurna, sehingga makna tidak pernah dapat direpsentasikan secara langsung.

2. Intrertekstualitas Dekontruksi melihat bahwa setiap teks adalah hasil dari jaringan hubungan dengan teks-teks lain. Sebuah teks tidak perna berdiri sendiri, melainkan selalu di pengaruhi oleh dan memengaruhi teks lain.

3. Ambiguitas makna Dekontruksi menunjukkan bahwa bahasa bersifat paradoksal dan ambigu. Oleh karna itu, makna dalam teks sering kali bertentangan , bahkan dalam klaim yang tampaknya eksplisit.

  4. Pembokaran Biner Oposisi Dekonstruksi menantang oposisi biner yang mendominasi pemikiran barat, seperti benar/salah,baik/jahat,subjek/objek,pusat/perifer. Derrida berpendapat bahwa pasangan-pasangan ini sering kali hierarkis,dan dekonstruksi mencoba mendekonstruksi hierarki tersebut.

5. keterbatasan bahsa Bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga membentuk cara kita memahami realitas .kata-kata tidak memiliki makna tetap ; makana selalu bergantung pada konteks dan dapat berbah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada representasi yang sempurna dari realitas.

6. Intertekstualitas dekonstruksi menekankan bahwa semua teks saling berhubungan dan tidak ada teks berdiri sendiri . setiap teks saling di pengaruhioleh dan mempengaruhi teks lainnya, menciptakan jaringan yang kompleks . ini mengajak kita untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas saat menganalisis suatu karya.

7. Pluralitas Makna Dekonstruksi mengakui bahwa makna dapat bersifat multi-dimensi.setiap teks atau ide dapat ditafsirkan dalam berbagai cara, dan tidak ada satu interprestasi yang dapat diangga sebagai kebenaran mutlak. Hal ini mendorong keragaman perpektif dan pemikira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun