Mohon tunggu...
Maftuhah As Sa'diyah
Maftuhah As Sa'diyah Mohon Tunggu... -

Belajar menulis.\r\n\r\n\r\nBuku solo yang sudah terbit:\r\n"El Maffa; Kutitipkan Makna di Rinai AKsara" (Pustaka Jingga, 2013)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi-puisi Shubuh

19 Mei 2014   11:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menanti Shubuh

rintik-rintik hujan berlagu syahdu
gemerisik bayu berbisik
alunkan zikir
gemericik air berjatuhan
ucapkan tasbih
sesekali gemuruh meriuh
kumandangkan takbir
kedip kilat berkhidmat
kidungkan tahmid

: alam rindu
menanti shubuh

Surabaya, 23042013
04:13 WIB

Jelang Shubuh

desiran bayu menyapa pepori kulit
mengembus sayup. Dingin!
pada gulita fajar, embun menggelayut di pepucuk hijau, bak zabarjad
senandung ayat suci saling menyahut-menyeru. Syahdu!
"fabiayyialaairobbikumaatukadzdzibaan"
hentikan langkah semula berjuntai, menunduk diri. Sayu!
betapa tak pandai aku bersyukur. Malu!
menarik nafas-memejam netra
: tafakur atas segala karunia
diam membisu-sendiri menyepi
: menjejak sunyi
adzanpun menggema
Shubuh bertandang, pertanda
alam bersujud jua

Lamongan, 2013

Deskripsi Shubuh

bebutir embun bergelayut di altar dedaun
rinai pagi wangikan aroma tanah yang basah
jelangak jemala memandang bentang cakrawala
menarik napas dalam pejaman netra, syukur melafaz
rerungu menyimak seksama lantunan azan, syahdu
kekata mengguguh naluri kian beku, bergegas
Ia memanggil, "ash sholatu khoiru minannauum"
sujud sahaja di atas sajadah cinta
berkhalwat dalam munajat Shubuh
rumputpun bertasbih rindu
semesta bersenandung cinta
pada-Mu semata: Sang Pencipta yang Esa

Lamongan, 26 Februari 2014

Perempuan Bisu dan Shubuh


kabut menjelaga bentang cakrawala

embun datang menating dingin

ah, wangi nian aroma pagi

sewangi parfum bidadari surga

kau dan shubuh memagut rindu, perempuan bisu

telekung menutup diri: berkhalwat sarat khidmat

menunduk sayu: melepas tirai fatamorgana

pasrahkan polemik hidup: kidungkan hurufhuruf

hasbunallah wa ni'mal wakiil

: cukuplah bagi kami Allah, menjadi Tuhan kami dan Dialah sebaikbaik wakil

ni'mal maulaa wa ni'man nashiir

: Dialah sebaikbaik pemimpin dan penolong

Lamongan, 18 Sept 2013

04:45 WIB

By:

Maftuhah As Sa'diyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun