Menanti Shubuh
rintik-rintik hujan berlagu syahdu
gemerisik bayu berbisik
alunkan zikir
gemericik air berjatuhan
ucapkan tasbih
sesekali gemuruh meriuh
kumandangkan takbir
kedip kilat berkhidmat
kidungkan tahmid
: alam rindu
menanti shubuh
Surabaya, 23042013
04:13 WIB
Jelang Shubuh
desiran bayu menyapa pepori kulit
mengembus sayup. Dingin!
pada gulita fajar, embun menggelayut di pepucuk hijau, bak zabarjad
senandung ayat suci saling menyahut-menyeru. Syahdu!
"fabiayyialaairobbikumaatukadzdzibaan"
hentikan langkah semula berjuntai, menunduk diri. Sayu!
betapa tak pandai aku bersyukur. Malu!
menarik nafas-memejam netra
: tafakur atas segala karunia
diam membisu-sendiri menyepi
: menjejak sunyi
adzanpun menggema
Shubuh bertandang, pertanda
alam bersujud jua
Lamongan, 2013
Deskripsi Shubuh
bebutir embun bergelayut di altar dedaun
rinai pagi wangikan aroma tanah yang basah
jelangak jemala memandang bentang cakrawala
menarik napas dalam pejaman netra, syukur melafaz
rerungu menyimak seksama lantunan azan, syahdu
kekata mengguguh naluri kian beku, bergegas
Ia memanggil, "ash sholatu khoiru minannauum"
sujud sahaja di atas sajadah cinta
berkhalwat dalam munajat Shubuh
rumputpun bertasbih rindu
semesta bersenandung cinta
pada-Mu semata: Sang Pencipta yang Esa
Lamongan, 26 Februari 2014
Perempuan Bisu dan Shubuh
kabut menjelaga bentang cakrawala
embun datang menating dingin
ah, wangi nian aroma pagi
sewangi parfum bidadari surga
kau dan shubuh memagut rindu, perempuan bisu
telekung menutup diri: berkhalwat sarat khidmat
menunduk sayu: melepas tirai fatamorgana
pasrahkan polemik hidup: kidungkan hurufhuruf
hasbunallah wa ni'mal wakiil
: cukuplah bagi kami Allah, menjadi Tuhan kami dan Dialah sebaikbaik wakil
ni'mal maulaa wa ni'man nashiir
: Dialah sebaikbaik pemimpin dan penolong
Lamongan, 18 Sept 2013
04:45 WIB
By:
Maftuhah As Sa'diyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H