Mohon tunggu...
lailatul maftuhah
lailatul maftuhah Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ketika Anak Mulai Mengerti Tentang Dirinya Sendiri

23 Mei 2015   13:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Begitu anak tumbuh makin besar, mereka lebih sadar terhadap apa yang dimilikinya dan perasaan individu lain. Mereka dapat mengatur atau mengontrol dengan baik emosi dan dapat merespon emosi distress pada orang lain.

Di usia 7 atau 8 tahun, anak secara khusus peka terhadap perasaan malu dan bangga, dan mereka memiliki pandangan yang jelas tentang perbedaan antara rasa bersalah dan malu. Emosi tersebut mempengaruhi pandangan mereka terhadap diri mereka sendiri.

Di pertengahan masa anak-anak, anak mulai menyadari aturan-aturan budaya mereka, tentang ekspresi emosi yang dapat diterima. Amak belajar tentang apa yang membuat mereka marah, takut atau sedih dan bagaimana orang lain beraksi dalam menampakan emosi tersebut serta mereka belajar berlaku sesuai budayana. Ketika orang tua merespon dengan ketidak setujuan atau hukuman, emosi seperti kemarahan dan takut akan menjadi lebih sering terjadi dan akan merugikan penyesuaian social anak atau anak menjadi suka merahasiakan dan cemas akan perasaan negative. Ketika anak mendekati masa remaja awal, intoleransi orang tua akan perasaan negative mungkin akan meningkatkan konflik orang tua-anak.

Anak di usia sekolah mengahabiskan banyak waktu di luar rumah untuk berkunjung dan bersosialisasi dengan sebayanya daripada ketika mereka lebih muda. Mereka juga menghabiskan wakltu disekolah dan belajar serta memperkecil waktu untuk makan bersama keluarga daripada anak generasi lampau.

Pengaruh paling penting dari lingkungan keluarga pada perkembangan anak berasal dari suasana dalam rumah. Salah satu faktor kontribusi pada suasana keluarga adalah apakah atmosfer keluarga mendukung dan mencintai atau penuh dengan konflik.

Selama masa anak-anak, kontrol perilaku secara bertahap beralih dari orang tua ke anak. Pertengahan masa anak-anak membawa tahap peralihan coregulation ( tentang kerja sama untuk menjalankan aturan ), saat orang tua dan anak berbagi kekuasaan. Orang tua melatih pengawasan, tapi anak menikmati momen demi momen mengatur diri sendiri. Dengan memperhatikan masalah-masalah yang ada dalam kelompok sebaya, misalnya, orang tua sekarang kurang percaya pada intervensi langsung dan lebih suka mendiskusikannya dengan anak-anak mereka. Anak-anak lebih cenderung mengikuti keinginan orang tua mereka ketika mereka menyadari bahwa orang tuanya adil dan sangat perhatian terhadap kesejahteraan mereka dan mereka mengetahuinya dengan lebih baik karena pengalamanya. Hal ini membantu jika orang tua memberitahukan ke anak-anak penilaian secara dewasa dan hanya menunjukkan otoritasnya pada isu-isu yang memang penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun