Walaupun bayi berbagipola-pola perkembangan, masing-masing sejak awal menunjukkan kepribadian yang berbeda, perpaduan yang relative konsisten antar emosi, temperamen, pikiran, dan perilaku yang membuat setiap orang itu mempunyai keunikan. Terkadang ada anak yang selalu terlihat ceria tetapi ada juga yang lebih sering terlihat cemberut, ada juga anak yang sangat gempang untuk bergaul dengan lawan mainnya dan ada juga anak yang sangat tidak suka dengan keramaian, artinya anak itu lebih senang menyendiri daripada bersosialisasi dengan yang lainya. Semua itu merupaka ekspresi dari perasaan, berpikir, dan bertindak yang merefleksikan keduanya, pengaruh bawaan dari longkungan, yang berdampak pada bagaimana anak merespon ke yang laindan untuk berdaptasi di dunia mereka.
Disini ada beberapa cara anak itu mengekspresikan tingkahnya, misalnya saat dia bahagia dia akan tertawa lepas, ketika sedang asyik berguarau dengan orang di sekitarnya maka anak tersebut akan menunjukkan ekspresi bahagia nya dengan tertawa, tapi apabila dia sedang merasa sedih atau kecewa maka anak itu akan menangis. Menangis adalah cara yang paling kuat, dan kadang-kadang hanya itu cara yang bisa dilakukan bayi untuk mengomunikasikan kebutuhan mereka.
Dalam usia anak-anak, mereka mulai menyadari bahwa mulai menyadari bahwa tangisan menyediakan fungsi komunikasi. Saat berumur 5 bulan bayi telah belajar untuk memonitor evaluasi diri dari perasaan bangga, bersalah, dan terhina atau malu.
Terkadang anak itu juga ada yang temperamen, yaitu sesuatu yang menentukan karakteristik seseorang, cara biologis dasar untuk mendekati atau bereaksi terhadap individu atau situasi. Temperamen dideskripsikan sebagai bagaimana perilaku, bukan apa yang dilakukan individu, tetapi bagaimana mereka mengerjakanya.
Temperamen memiliki dimensi emosional. Namun, tidak seperti emosi, misalnya takut, kegembiraan, kebosanan, yang dating dan pergi, temperamen relative konsisten dan bertahan.
Dalam kasus seperti ini peran orang tua sangatlah mendukung untuk perubahan psikososial anak, terutama peran ibu. Jika anak itu lebih sering ada dalam pengawasan ibu maka ibu juga dapat mengontrol perubahan psikososial anak. Ketika perubahan psikososial anak itu selalu dalam pengawasan sang ibu maka itu akan lebih menjamin perilaku anak itu akan lebih baik ketika dia sudah dewasa.
Pada beberapa kelompok social, ayah lebih terlibat pada kehidupan anak-anak secara ekonomi, emosional, dan dalam menggunakan waktu daripada yang lain. Pada banyak bagian di dunia ini, maka menjadi ayah telah berubah dramatis dan berlanjut untuk berubah.
Adapun untuk perbedaan anak laki-laki dan perempuan adalah biasanya terdapat pada gaya dan keberanian mereka dalam melakukan sesuatu. Anak laki-laki mempunyai keberanian lebih tinggi daripada anak perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H