Agum Gumelar kembali dengan gagah memimpin sebuah tim. Bahkan jabatannya telah disahkan oleh FIFA. Namun, kali ini dia bakal menjadi ketua tim yang tak bisa ngapa-ngapain. Tak ada yang bisa dilakukannya. Apa sebabnya? Sebabnya tak lain karena pemerintah tak mengakuinya.
Orang Indonesia suka gampang lupa. Bukankah persoalan PSSI tak selesai ditangani oleh Agum? Penanganan oleh Agum hanya bersifat meredakan sedikit persoalan untuk meletupkan bom waktu. Terbukti kini PSSI malah dibekukan pemerintah. Tapi mengapa orang ini lagi yang ditunjuk untuk kembali menangani PSSI? Aneh.
Pemerintah yang sudah tahu seluk-beluk orang-orang PSSI hafal lagu yang diciptakan mereka. Oleh karena itu, pemerintah hanya akan berunding dengan FIFA. bisa saja orang-orang PSSI menjadi bagian dari tim FIFA, tetapi kedudukannya baik FIFA maupun pemerintah RI adalah sama. Setara.
Bagaimana nasib Komite Ad Hoc? Itu tak akan bisa apa-apa. Mereka Cuma gagah disahkan FIFA. Jangan lupa, Indonesia tetap bisa dengan ceria bermain sepak bola. Lengkap dengan segala pernak-perniknya.
Dengan kondisi seperti itu, tak ayal lagi tim ini bakal dibubarkan. Atau namanya akan hilang dengan sendirinya tanpa harus membubarkannya.
Sebab, keteguhan pemerintah RI sudah tak bisa diganggu gugat. Sampai pada waktunya, FIFA akan kembali mendekati pemerintah. Dan setuju berunding. Silakan Agum ada di sana, tetapi FIFA dan RI yang menentukan. Kebetulan Jokowi masih bisa dipercaya. Beliau selalu tahu bagaimana membawa perubahan besar untuk kebaikan negeri ini.
Mau dikatakan koppig mau dikatakan apa pun, Jokowi tahu persis orang-orang PSSI sudah tidak bisa dipercaya. Ini kuncinya. Puluhan tahun tak bisa dipercaya. Kalau tak bisa dipercaya, masa mau terus menyerahkan urusan kepada mereka? Yang bener aja.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H