Diam-diam FIFA dan (perwakilan) pemerintah Republik Indonesia telah mengadakan pertemuan untuk membahas masa depan sepak bola Indonesia. Pertemuan itu tidak mengikutsertakan unsur PSSI atau setidak-tidaknya wakil resmi PSSI yang selama ini mengharamkan pertemuan FIFA dengan pemerintah tanpa mereka.
Bagaimana bisa ya, membicarakan sepak bola dengan badan sepak bola dunia (FIFA) tanpa melibatkan federasi? Lah itu faktanya bisa. Ini prestasi pemerintah Republik Indonesia yang sudah dengan terang-terangan mencampuri atau mengintervensi urusan sepak bola kepada federasi. Ehh sudah intervensi malah diajak bicara menyelesaikan sepak bola tanpa melibatkan mereka (federasi). Apa tidak asik tuh RI?
Dari kedua kali pertemaun dengan FIFA tersebut, Jokowi, Presiden RI mengungkapkan bahwa konflik sepak bola tanah air akan selesai bulan Mei sebelum kongres FIFA di Mexico.
“Ya ini urusan PSSI. Jadi, pemerintah sudah berbicara dengan FIFA yang baru,” ungkap Presiden Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta saat menyaksikan laga final antara Arema Cronus kontra Persib Bandung hari Minggu lalu.
“Sudah ketemu dua kali untuk menyelesaikan PSSI, dan kita harapkan sebelum nanti Kongres FIFA di bulan Mei 2016 kita harapkan sudah selesai,” lanjutnya.
“Yang dikatakan FIFA tidak perlu di sampaikan (ke publik). Ada tahapan-tahapan yang terus akan kita lakukan agar semua sesuai dengan reformasi total yang kita harapkan untuk PSSI,” imbuh sang presiden.
Wah dimana Pak Agum? Dimana La Nyalla? FIFA bicara sepak bola tanpa mereka. Kok bisa? Apakah FIFA melanggar statuta?
Artinya, FIFA sudah dengan nyata membicarakan sepak bola hanya kepada pemerintah, bukan kepada PSSI. Dengan begitu, kini posisi pemerintah sudah setara dengan FIFA, suatu keinginan yang sudah sejak lama diidam-idamkan pemerintah Indonesia. Inilah tindakan yang benar dari FIFA. Sebab kalau FIFA ngotot tidak mau menjadikan pemerintah sebagai partner setara kan tidak mungkin mereka bisa hadir di Negara ini.
Sementara PSSI hanya menjadi subordinasi dari Negara maupun dari Organisasi sepak bola dunia FIFA, bukan semata-mata wakil FIFA yang tak bisa disentuh.
Ketika FIFA berunding dengan pemerintah, maka PSSI sudah pasti hanya bisa nurut, kagak bisa ngapa-ngapain. FIFA lebih respek kepada Jokowi bukan kepada La Nyalla yang kini menjadi buron.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H