Mohon tunggu...
Mafruhin
Mafruhin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengikut dan Pengagum Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PSSI Terapkan Sport Science, KPSI Terapkan Sport Jantung

11 Oktober 2012   08:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:56 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sport Science kini telah mulai diterpkan di PSSI, program yang menjadi keharusan bagi sebuah tim yang ingin meraih masa depan gemilang. Meski bukan dengan peralatan termutakhir seperti yang diterapkan pada klub-klub atau negara besar Eropa, namun untuk sebuah permulaan, peralatan yang dibawa oleh Cruzerio ini sudah sangat memadai. Cruzerio adalah sebuah klub besar di Liga Brazil yang memiliki perwakilan di Asia.

Pelatih Kepala Cruzerio untuk Official Representatif Asia, Jaino Matos yang dibantu ahli terapis Leonardo yang juga dari Brazil ini, membawa perangkat Sport Science yang langsung diaplikasikan dalam Program Latihan Timnas.

Alat-alat tersebut bekerja secara computerize. Beberapa diantaranya adalah Global Positioning (GP) Sports yang fungsinya untuk melaporkan secara elektronik seberapa banyak pergerakan pemain. Kemudian Polar Team 2, alat ini berfungsi untuk membaca gerakan dan penggabungan hasil di GP Sports untuk dianalisis melalui komputer. Selain itu, dibawa juga satu alat yang sangat penting yang bernama Professional Match Analysis. Alat terakhir ini kini telah tuntas menganalisa file pertandingan Indonesia ketika melawan Malaysia pada putaran final Piala AFF 2010 yang lalu dan arsip uji coba pertandingan timnas PSSI melawan Korea Utara.

Dengan telah diterapkannya Sport Science pada persepakbolaan tanah air, terutama untuk tim nasional PSSI, kita berharap penampilan Indonesia di tingkat global akan jauh lebih baik dan kuat. Kita tahu, Jepang dan Korea menjadi Negara sepak bola yang kuat tak lain karena peran besar dari diterapkannya Sport Science ini.

Meski demikian, tidak berarti setelah menerapkan Sport Science ini lantas hasilnya bisa diunduh sekarang. Upaya PSSI ini bakal dipetik kelak di kemudian hari. Itu akan berguna untuk sistem persepakbolaan jangka panjang. Dengan menerapkan Sport Science, dipastikan tim Indonesia kelak akan menjadi tim yang matang dan kesalahan-kesalahan yang biasanya terlihat saat bertandingtidak akan terlihat lagi. Di luar kalah-menang, tim sepak bola yang sudah memanfaatkan science tentu akan terlihat enak ketika ditonton aksinya.

Itulah upaya nyata yang dilakukan PSSI. Meski harus menghadapi gangguan para mafia sepak bola, tohPSSI tak lantas keder menjalankan roda kepengurusannya. Ini patut diacungi jempol. Apresiasi tinggi perlu diberikan kepada Djohar cs.

Sebaliknya, KPSI kerjanya hanya mengganggu, merongrong, dan ingin menghancurkan PSSI.

Nah, dari semua program dan agenda mereka yang ujung-ujungnya ingin mengambil alih kekuasaan di PSSI, ternyata yang diterapkan cuma hitung-hitungan untung-rugi yang caranya juga kadang tidak logis alias memakai nalar klenik. Sebagai misal, mereka mengagendakan kick-off gelaran ISL dengan konsep 121212. Apakah konsep cantik ini akan jalan? Filosofi mereka pun ternyata secara tidak disadari mencerminkan tabiat buruk mereka. Itu tercermin dari pemilihan warna jersey timnasnya mereka. Coba teliti, apa arti filosofi dibalik warna: Merah-Hitam itu!

Meski sudah dibantu AFC agar mereka kembali bergabung ke rumah besar PSSI untuk bahu-membahu membangun persepakbolaan Indonesia, namun mereka dengan pongahnya tetap nekat menjalankan “program-programnya”. Program mereka tak lebih dari Program “Sport Jantung”. Sebab, setiap hari, yang ada dalam hati mereka selalu keserakahan, kedengkian dan kesakithatian. Setiap detik jantung mereka terpompa tak menentu. Hal ini sangat mempengaruhi gerak mekanis warna hidup mereka. Kita bisa melihat imbasnya pada perilaku buruk orang-orang dalam kelompok KPSI ini. Kita sering melihat perilaku yang aneh mereka di media.

Kalau kita melihat anak-anak menikmati acara outbond yang memicu jantung mereka dengan istilah sport jantung yang menggairahkan dan berkonotasi positip, tidaklah demikian dengan sport jantung yang dialami oleh para KPSI. Mereka sungguh-sungguh diliputi perasaan yang selalu tak nyaman dalam setiap langkahnya, kemana dan dimana pun. Dan itulah sport jantung dalam artian yang negatif alias merugikan.

Menunggu kejatuhan Djohar yang sungguh tak mudah dilakukan adalah waktu dimana jantung hati mereka selalu cemas. Hmm, jangan-jangan mereka akan depresi menyaksikan betapa tenangnya seorang Djohar menghadapi semua ini.***

Artikel lain: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/11/benarkah-pssi-menyetujui-semen-padang-gabung-isl/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/10/fifa-perintahkan-klb-pssi-sebelum-tanggal-10-desember/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/09/timnas-20-3-patriot-7-musuh-negara-1-banci/

DUKUNGAN KEPADA ISL CUMA SEMUhttp://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/07/dukungan-semu-isl-kpsi-semakin-kesulitan-mencapai-tujuan/

http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/kualitas-tulisan-sebagian-besar-kompasianer-buruk/

KPSI TETAP MENGACU PADA MANIFESTO NOMOR 7 http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/08/isl-kpsi-lebih-memilih-manifesto-ketimbang-arahan-afc/

ISL IPL http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/28/menanti-dua-kompetisi-isl-dan-ipl-dalam-kontrol-pssi/

Kenapa Sih ISL mundur > http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/26/apa-dibalik-mundurnya-gelaran-isl/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun