Mohon tunggu...
Mafruhin
Mafruhin Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengikut dan Pengagum Gus Dur

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

La Nyalla Takut Tim ISL Kalah dari IPL

11 Oktober 2012   13:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:56 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketua umum PSSI-KPSI ternyata tak punya nyali. Tim-tim ISL dilarang berlaga melawan tim IPL. Padahal masyarakat ingin menyaksikan pertandingan yang seru yang sudah lama mereka tunggu-tunggu. Pertandingan yang mempertemukan klub ISL dengan klub IPL. Tapi karena Mattalitti sudah keburu takut, tak bernyali, maka dia cari alasan kaya bocah kecil yang cengeng. Padahal, ajang Piala Pahlawan yang bakal digelar Persebaya, 8 November mendatang bukan hanya turnamen pre season biasa, namun juga dijadikan momen perdamaian sepak bola Indonesia setelah dua tahun lebih diselemuti konflik.

Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Pertandingan Persebaya, Ram Surahman mengatakan awalnya Piala Pahlawan memang digelar untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh tiap 10 November, "Kita gelar juga sebagai ajang uji coba tim Persebaya menjelang bergulirnya IPL musim depan, " ujarnya seperti dikutip oleh SINDONEWS.com.

Ajang bertajuk Pahlawan Cup 2012 itu, lanjut Ram, akan dimanafaatkan sekaligus untuk rekonsialiasi kubu IPL dan ISL. "Rencananya kita undang dua klub ISL dan dua klub dari IPL, satunya pasti Persebaya. Semangatnya rekonsiliasi melalui momentum Hari Pahlawan, " tandasnya.

Tapi sayang, pagi-pagi Tuan Mattalitti sudah mengeluarkan titahnya, melarang semua klub ISL untuk berpartisipasi dalam turnamen tersebut.

Sayang seribu sayang, padahal ini merupakan kesempatan emas bagi “klub berkualitas” ISL untuk merajai turnamen itu. Bukankah selama ini kompetisi mereka dibilang kompetisi selevel BBVA, EPL atau Bundes Liga? Kok takut menunjukkan kehebatannya sih. Lagaknya saja punya timnas, dan mau menantang timnas Garuda. Ternyata cuma gertak sambal.

Lha, kalau PSSI menolak tantangan Mattalitti, tentu sudah seharusnya begitu. Kerena bisa jadi pemain ISL diinstruksikan buat mematahkan kaki para pemain timnas PSSI supaya cedera. Ujung-ujungnya supaya timnas PSSI menjadi pincang sehingga menjadi tim yang lemah dalam Kejuaraan Piala AFF nanti. Jika timnas PSSI lemah, maka KPSI akan senang, bangga, gembira dan bersyukur. Sudah barang tentu PSSI tidak mungkin memenuhi permintaan Mattalitti yang salah alamat tadi. Tentu saja PSSI gak akan bisa ditipu, dikibuli oleh orang yang bernama Mattalitti itu.

Sekarang ada kesempatan emas buat memperlihatkan kepada masyarakat bahwa kompetisi mereka patut dibanggakan. Lha kok kagak berani ikutan. Sekali lagi, mental orang ini sangat naif. Sangat aneh, manusia bermental seperti itu kok dijadikan panutan.

Masyarakat semakin ditunjukkan bahwa kelompok KPSI tak punya itikat membangun sepak bola tanah air.

Untuk sebuah turnamen kecil saja, Pahlawan Cup satu kata buat klub ISL: TAKUT!***

Artikel lain: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/11/pssi-terapkan-sport-science-kpsi-terapkan-sport-jantung/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/11/benarkah-pssi-menyetujui-semen-padang-gabung-isl/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/10/fifa-perintahkan-klb-pssi-sebelum-tanggal-10-desember/

http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/09/timnas-20-3-patriot-7-musuh-negara-1-banci/

DUKUNGAN KEPADA ISL CUMA SEMUhttp://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/07/dukungan-semu-isl-kpsi-semakin-kesulitan-mencapai-tujuan/

http://bahasa.kompasiana.com/2012/09/25/kualitas-tulisan-sebagian-besar-kompasianer-buruk/

KPSI TETAP MENGACU PADA MANIFESTO NOMOR 7 http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/08/isl-kpsi-lebih-memilih-manifesto-ketimbang-arahan-afc/

ISL IPL http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/28/menanti-dua-kompetisi-isl-dan-ipl-dalam-kontrol-pssi/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun