Hari ini sungguh hari yang sangat membahagiakan bagi pendukung Jokowi. Betapa tidak, dari hasil quick count pilkada DKI ternyata Jokowi mengungguli Foke sang petahana. Lah, ternyata kebanyakan pendukung Jokowi juga adalah pendukung PSSI. Mereka mendapatkan kebahagiaan ganda. Memenangkan dua quick count sekaligus!
Setelah kabar menyenangkan dari pilkada DKI, kabar lebih membahagiakan berikutnya adalah hasil quick count pembahasan persepakbolaan Indonesia yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Sebagaimana kita tahu PSSI tengah berseteru dengan KPSI-ISL. Nah, dalam pembahasan perseteruan tersebut hasil "quick count" menunjukkan kemenangan didapatkan oleh PSSI!
Hasil pertemuan JC di Kuala Lumpur memperlihatkan bahwa PSSI keluar sebagai pemenang melawan KPSI (Sebenarnya sih, dalam MoU pun sudah ditegaskan KPSI itu sudah tidak diperkenankan ada, namun toh yang namanya Mattalitti itu keras kepalanya minta ampun! Dia terus-terusan membawa-bawa KPSI) Itu terjadi setelah semua hal yang berkaitan dengan sepak bola tetap harus berada dibawah kontrol PSSI. Bahkan meski pihak Joko sekadar supaya bisa kelihatan ada tajinya dia diberikan hadiah untuk terus menjalankan kompetisi mereka. Tapi ingat, kompetisi mereka itu tetap harus dibawah kontrol PSSI!
Jadi kesannya kayak anak-anak aja ya Joko ini. Gimana tidak, wong tinggal sekarang digabung saja kok ngeyel, maunya sok-sokan kompetisi harus dua dulu. Tapi biarlah, toh masih di bawah PSSI ini. Ingat tak ada KPSI. So, yang namanya timnas KPSI itu sama sekali tak dikenal. Itu tak masuk agenda. Dan kalau mereka tak mau membubarkan diri, tentu kerugian akan semakin besar. Mestinya dengan hasil ini pemian (timnas KPSI) yang sedikit punya nalar, yang dipanggil PSSI ya segera aja gabung. Untuk apa mereka berlatih (di Batu, Malanag) jika tidak untuk apa-apa? Tapi biarlah, itu terserah mereka. Wong pemain lainnya juga banyak!
Joko sih maunya terus cari perkara. Dengan mencoba terus menggelar kompetisi yang sesungguhnya untuk apa kalau ujung-ujungnya dibawah PSSI dan harus disatukan? Itu tak lain karena ya itu tadi, mereka tidak ikhlas kehilangan kekuasaan! Maksud Joko ini kelak akan cari-cari akal supaya kekisruhan ini terus terpelihara. Sebab, tujuan mereka kan mengambil alih. Tapi, AFC-FIFA tentu tidak bisa dimain-mainin.
Usaha yang licik tidak mungkin akan berhasil. Itu saja.***
Artikel lain:
http://politik.kompasiana.com/2012/09/20/penggembira-pun-memilih-jokowi/
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/16/supoter-dc-united-sama-dengan-bonek/
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/16/timnas-tidak-akan-dibahas-dalam-pertemuan-jc/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H