Jaringan televisi olahraga populer dari Amerika Serikat, ESPN sudah mengundang lima kandidat calon presiden FIFA untuk tampil dalam acara Debat Kandidat yang akan disiarkan secara live ke seluruh dunai tanggal 29 Januari 2016 dari London. Pemilihan Presiden FIFA sendiri akan dilangsungkan di Zurich, Swiss pada tanggal 26 Februari 2016.
Kelima kandidat calon presiden FIFA tersebut adalah: Jerome Champagne (Perancis), Pangeran Ali bin al-Hussein (Jordania, saat ini menjabat Presiden Asosiasi Sepak Bola Jordania), Gianni infantino (Swiss, saat ini menjabat Sekjen UEFA), Tokyo Sexwale (Afrika Selatan) dan Seikh Salman bin Ebrahim al-Khalifa (Bahrain,saat ini menjabat Presiden AFC).
Dari kelima calon presiden FIFA tersebut, baru Jerome Champagne dari Perancis yang sudah mengkonfirmasi bersedia tampil dalam acara tersebut. Sedangkan empat kandidat lainnya belum merespons undangan tersebut.
Juru bicara ESPN (sayang tidak disebutkasn namanya) menjelaskan, “ESPN telah mengundang lima kandidat presiden FIFA untuk berpartisipasi dalam debat. Tujuan kami adalah mengadakan forum diskusi yang terbuka, transparan, tentang masa depan federasi sepak bola. Kegiatan ini diselenggarakan sebelum memilih orang yang paling berkuasa dalam sepak bola.” dikutip dari (Kompas, 31/12).
Jerome Champagne sangat antusias menantikan acara tersebut, namun keempat calon lain yang merangkap juga sebagai pengusaha atau politisi lebih memilih cara konvensional untuk mendapatkan dukungan pemilih.
Menurut Champagne, mengapa keemapat calon lain enggan menyampaikan program secara transparan di depan publik karena acara debat tersebut tidak akan mempengaruhi pemilihan presiden mengingat reformasi di tubuh FIFA berjalan sangat lamban terutama di level anggota. Setiap Negara anggota FIFA memiliki satu hak suara dalam pemilihan presiden.
“Sayangnya memang demikian. Pergantian (presiden) ini adalah hasil kesepakatan dari balik pintu hotel mewah bintang lima yang tertutup,” kritik Champagne yang mengindikasikan hanya kandidat yang sanggup membayar voterlah yang bakal terpilih.
Jika keempat kandidat lain tidak bersedia hadir dalam acara debat tersebut, tentu saja kita akan sangat kecewa. Harapan FIFA akan berubah dan semakin terbuka menjadi sirna.
Kita patut bertanya, mengapa panitia pemilihan FIFA tidak mendorong dan menangkap keinginan ESPN tersebut.
Jika ajakan ESPN berlalu begitu saja, maka bersiap-siaplah, selain aparat hukum Amerika akan semakin mengintensifkan masuk lebih dalam lagi ke tubuh FIFA, publik juga akan bertindak dengan caranya sendiri.***
Tulisan menarik lain: Jangan Khawatir, Sepak Bola Bakal Digelar dalam Asian Games 2018