Tak butuh waktu lama bagi Indra Sjafri berada di Myanmar untuk mengikuti pesta sepak bola Asia dibawah usia 19 tahun. Kira-kira besok usai melakoni laga kedua hasilnya sudah bisa diprediksi. Kalah lagi dari tim yang jauh lebih kuat, Australia sekaligus mengirim kembali pulang ke Indonesia.
Mengapa kita tak optimis? Optimis boleh-boleh saja, tetapi ada ukurannya. Atau dengan kata lain kita harus realistis. Dasarnya apa?
Mudah. Ketika tim ini memutuskan menarik diri dari keikutsertaan Piala COTIF itulah awal terkuaknya ketidakmampuan tim ini untuk mengikuti kemajuann sepak bola tingkat global. Yang terjadi adalah, Indra Sjafri hanya sanggup menikmati kejayaan timnasnya melawan tim-tim lokal.
Sedihnya, ketika menarik diri dan menggantinya dengan mengikuti Piala HBT pun tim Sjafri ini tak banyak bicara. Jangankan membawa piala, lolos fase grup pun tidak! Itulah ukuran timnas saat itu: sudah jauh ketinggalan dengan tim-tim lain.
Lha ini kok mau bicara di tingkat Asia. Ngaca. Besok tim ini bakal dihajar Australia.
Bagaimana? Bangga boleh, tapi ukur diri.
He he he... inilah awal kehancuran La Nyalla.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H