Rencana Menpora untuk menggulirkan Piala Kemerdekaan masih belum menemui titik terang. Selain karena penolakan PT. LI, dana untuk penyelenggaraan Piala Kemerdekaan juga masih tidak jelas kapan bisa cairnya.
Ketua Tim Transisi bentukan Kemenpora, Bibit Samad Rianto, mengaku belum punya kejelasan mengenai dana untuk menggelar kompetisi tersebut. Saat ini ia hanya menunggu arahan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
“Soal dana untuk memutar turnamen, belum bisa dipastikan. Namun kalau dana dari Kementerian kurang, kami buka peluang masuknya sponsor tanpa kepentingan apa pun,” kata Bibit.
Tak adanya titik terang penyelenggaraan Piala Kemerdekaan membuat banyak klub enggan untuk bergabung. Hingga saat ini, belum ada satupun klub-klub dari ISL yang menyambut itikad Menpora tersebut. Mereka sepertinya masih setia dengan PT. LI dan PSSI, meski harus menerima kenyataan pahit turnamen QNB Cup dibatalkan karena tak ada ijin.
“Kami masih memegang komitmen yang sudah disepakati bersama 17 klub lainnya saat RUPS. Kalau jadwalnya bentrokan, tentu kami tidak bisa mengikuti Piala Kemerdekaan yang dibuat oleh Tim Transisi dan Menpora itu,” ungkap Rahmad Sumanjaya, sekretaris tim Persebaya.
Belum adanya klub yang mendaftar ikut Piala Kemerdekaan membuat Menpora berancang-ancang menjalankan "plan B", yakni dengan membentuk klub-klub baru. Baru-baru ini beberapa pemain dari Papua ditawari oleh tim yang mengaku dari Kemenpora untuk bergabung di klub baru bernama "Persija Nusantara". Bahkan, tidak menutup kemungkinan semua klub ISL akan dikloning oleh Menpora dengan penambahan kata "Nusantara" dibelakangnya, sebagaimana yang diberitakan oleh Tribun Jabar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI