Mohon tunggu...
AFDHAL RAMADHAN
AFDHAL RAMADHAN Mohon Tunggu... -

Pekerja biasa yang penuh uneg-uneg.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Pasangan Ideal Capres - Cawapres

17 April 2014   07:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dengan segala kelebihan dan kelemahannya, saat ini merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Saat ini, Indonesia juga memiliki potensi sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar bukan hanya hanya di Asia tetapi juga di dunia dalam jangka waktu 20 sampai 40 tahun ke depan. Posisi Indonesia sekarang ini sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini mau diakui atau tidak, merupakan hasil dari proses reformasi yang telah berlangsung hampir 16 tahun ini.

Namun, Indonesia dengan perekonomian terbesar di wilayah regional ini masih terbatas pada indikator - indikator makro dan belum merembes ke peningkatan kesejahteraan mayoritas masyarakat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Banyak hal yang menjadi penyebab atas hal ini, namun jika dirangkum ialah


  • adanya masalah penegakan hukum dan
  • munculnya berbagai biaya transaksi dalam kegiatan ekonomi.


Oleh karena itu, dengan merefleksikan bahwa dengan adanya berbagai masalah, Indonesia bisa memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara, sehingga ketika dua masalah utama tersebut bisa diselesaikan atau setidaknya dikurangi, kita bisa membayangkan Indonesia bisa jauh lebih baik, baik dari sisi indikator makro maupun sisi pemerataan kesejehteraan.

Skenario Capres dan Cawapres

Potensi dan tantangan besar yang dimiliki oleh Indonesia tersebut hanya akan dapat tercapai jika bangsa ini dipimpin oleh pasangan pemimpin yang bisa bekerja secara tulus dan jujur serta saling melengkapi satu dengan yang lain. Berpijak pada latar belakang ini, penulis menganalisa pasangan Capres dan Cawapres. Dari sisi Capres, menurut penulis hanya ada dua nama yang akan berkompetisi secara ketat, yakni Jokowi dan Prabowo Subianto. Sementara itu dari sisi Cawapres, menganalisa perkembangan terakhir, hanya ada empat nama yang akan dimajukan sebagai Cawapres, yakni (i) Jusuf Kalla, (ii) Mahfud M.D., (iii) Hatta Rajasa, dan (iv) Dahlan Iskan.

[caption id="attachment_320261" align="aligncenter" width="344" caption="JK-Hatta-Mahfud-Dahlan"][/caption]

Dalam analisis ini, analisis pasangan Capres dan Cawapres mendasarkan pada dua hal utama, yakni (i) kepentingan ideal Bangsa Indonesia ke depan dan (ii) kepentingan pragmatis strategis untuk memenangkan pemilihan presiden (Pilpres). Tujuan dari digunakannya dua pertimbangan tersebut ialah kepentingan ideal Bangsa Indonesia ke depan dapat terwujud ketika secara pragmatis strategis pasangan Capres dan Cawapres dapat memenangkan Pilpres.

Analisis Jusuf Kalla

Jusuf Kalla sebagai tokoh nasional dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dia miliki, dia telah menjadi pasangan yang ideal bagi SBY pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid I dan membantu Partai Demokrat menjadi pemenang Pemilu 2009. Dari sisi karakter, Jusuf Kalla merupakan sosok pekerja keras, tanpa kompromi dalam mengambil keputusan, memiliki lobi yang bagus ke kawan maupun lawan, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.

Analisis Mahfud MD

Mahfud MD yang saat ini merupakan salah tokoh Bangsa Indonesia dengan latar belakang pengalaman di tiga lembaga negara, yakni (i) eksekutif, (ii) legislatif, dan (iii) yudikatif menjadikan dia sebagai Cawapres yang ideal. Selain itu, Mahfud MD juga merupakan sosok yang mewakili kaum Nahdiyin dan perwakilan dari luar Pulau Jawa menjadikan Mantan Ketua MK ini sebagai Cawapres yang bisa mendulang suara dalam Pilpres nanti. Dari sisi karakter, Mahfud MD merupakan orang yang tegas dalam mengambil keputusan dan jujur dalam bekerja.

Analisis Hatta Rajasa

Hatta Rajasa saat ini merupakan salah satu politisi dengan pengalaman yang banyak dan memberikan hasil kinerja bahwa ketika ditugaskan di berbagai posisi, ia bisa menjalankan tanggung jawab dengan baik. Misalnya, saat ia ditugaskan sebagai Menteri Perhubungan dan Menteri Koordinator Perekonomian, walaupun pada awalnya banyak yang meragukan kinerja dia, namun dia bisa menjalankan tugas dengan baik. Dari sisi karakter, Hatta merupakan tokoh yang bisa memegang prinsip, mengambil keputusan dengan cepat, pekerja keras, memiliki kemampuan lobi ke kawan dan lawan, dan mengorganisasikan pemangku kepentingan, baik yang berada di bawah kewenangan dia maupun secara horizontal ke pihak lainnya.

Analisis Dahlan Iskan

Dahlan Iskan yang merupakan pengusaha media terbesar di Jawa Timur dan Kawasan Indonesia Timur ialah sosok yang dikenal publik sebagai pengambil keputusan yang cepat, mengabdikan dirinya untuk kemajuan Indonesia, dan selalu bersemangat dalam mengubah masalah menjadi peluang. Lahir dari keluarga miskin menjadikan Dahlan Iskan sebagai sosok yang bertekad menjadikan keluarga miskin sebagai keluarga yang lebih sejahtera.

Pasangan Jokowi - Jusuf Kalla

Dengan karaker yang dimiliki oleh Jusuf Kala, maka jika ia disandingkan dengan Jokowi yang sebagai Capres, menjadikan pasangan ini sebagai pasangan Capres dan Cawapres yang memiliki karakter yang hampir sama dan kurang saling melengkapi. Selain itu, faktor psikologis hubungan kerja antara kedua tokoh ini tidak bisa dilepaskan dari analisis ini. Saat Jusuf Kalla menjadi Wapres di periode 2004 - 2009, Jokowi masih hanya sebagai Walikota Solo, sehingga jika saat ini dipasangkan dengan Jokowi yang merupakan orang Jawa dan memegang budaya Jawa akan terdapat potensi ewuh pakewuh (tidak enak) antara keduanya dalam menjalankan pemerintahan kelak. Selain itu, dari sisi usia, Jokowi yang memiliki usia lebih muda dibandingkan Jusuf Kalla akan menambah potensi ewuh pakewuh tersebut. Di luar itu, Jusuf Kalla yang memiliki karakter pemimpin sebenarnya, ketika nanti berduet dengan Jokowi di pemerintah akan menimbulkan potensi kepemimpinan ganda.

Pasangan Prabowo Subianto - Jusuf Kalla

Jusuf Kalla dengan dengan karakter yang dimiliki dan kekuatan lainnya, ketika dipasangkan dengan Prabowo Subianto terlihat bahwa ada kombinasi militer - sipil dan konseptor - eksekutor. Namun dari sisi psikologi dan kecocokan keduanya, pasangan ini sepertinya bukan pasangan yang ideal dan justru akan memiliki berbagai kelemahan saat menjalankan pemerintahan kelak.

Pasangan Jokowi - Mahfud MD

Dengan karakter, pengalaman, dan kekuatan yang ia miliki dan disandingkan dengan Jokowi sebagai Capres dan Cawapres, maka pasangan ini merupakan pasangan yang saling melengkapi. Dari sisi kepentingan ideal Bangsa Indonesia ke depan, pasangan bisa mengurai masalah penegakan hukum dan adanya berbagai biaya transaksi, baik di pusat maupun di daerah. Dari sisi kepentingan pragamatis strategis, pasangan ini memiliki kekuatan basis suara yang terdiri dari kaum nasionalis, agama, Jawa dan non Jawa, serta kalangan dunia usaha.

Pasangan Prabowo Subianto - Mahfud MD

Dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh Mahfud MD, jika Prabowo Subianto dipasangkan dengan Mahfud MD, maka pasangan ini saling melengkapi di bidang ekonomi dan hukum. Prabowo memiliki fokus di ekonomi kerakyatan dan Mahfud memiliki fokus di penegakan hukum dan reformasi di internal pemerintahan (biroktasi dan lain sebagainya). Namun dari sisi personal, kedua tokoh ini sepertinya sulit untuk dipasangkan karena Mahfud memiliki prinsip yang tegas, di mana ia hanya mau berpartner dengan pasangan yang memiliki rekam jejak yang bersih.

Pasangan Jokowi - Hatta Rajasa

Hatta Rajasa yang saat ini juga merefleksikan kekuatan Muhamadiyah sebagai Ormas Islam terbesar kedua di Indonesia dan juga Ketua Umum PAN serta dilengkapi dengan kelebihan yang ia miliki, maka ketika ia dipasangkan dengan Jokowi yang sebagai Capres, maka pasangan ini memiliki dua karakter yang berbeda namun saling melengkapi. Karakter yang berbeda, namun tidak berseberangan ini merupakan kombinasi yang sangat penting dan strategis bagi Pemerintah Indonesia ke depan. Kedua tokoh sama - sama memiliki semangat untuk memajukan bangsa secara tulus dan ikhlas, menjadikan pembagian peran antara RI 1 dan RI 2 terlihat jelas. Selain itu, secara pragmatis strategis, pasangan ini merupakan kombinasi yang saling melengkapi untuk pendulangan suara, di mana menggabungkan suara nasionalis, agama, Jawa dan non Jawa, serta kalangan pelaku usaha.

Pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa

Hatta Rajasa ketika dipasangkan dengan Prabowo Subianto akan menjadi pasangan yang sebenarnya memiliki fokus yang sama, yakni di bidang ekonomi. Namun justru di bidang ekonomi inilah, pasangan ini akan saling melengkapi. Prabowo akan fokus di bidang ekonomi kerakyatan dan Hatta Rajasa akan menyeimbangkan dengan praktik ekonomi yang sedang berjalan. Ini penting karena, pemerintah mendatang bukanlah pemerintah yang memulai pemerintah dari nol, sehingga dibutuhkan pasangan yang bisa memberikan kesinambungan antara kebijakan dan praktik yang sedang berjalan dengan rencana kebijakan ke depan. Dari sisi karakter personal, pasangan ini bisa saling melengkapi, baik saat proses pendulangan suara maupun pada menjalankan pemerintahan kelak.

Pasangan Jokowi - Dahlan Iskan

Profil Dahlan Iskan ketika dipasangkan dengan Jokowi yang sebagai Capres, terlihat bahwa kedua tokoh ini memiliki karakter yang tidak jauh berbeda, dan ketika menjadi pasangan ada kekosongan yang tidak saling terisi oleh kedua profil dan karakter ini. Selain itu, secara psikologis antara PDI-P dan Partai Demokrat tidak bisa bersatu untuk Pilpres tahun 2014 ini.

Pasangan Prabowo Subianto - Dahlan Iskan

Dahlan Iskan dengan segala kelebihan yang dia miliki, menjadikan dia ketika dipasangkan dengan Prabowo Subianto akan menjadi pasangan yang bisa saling melengkapi. Prabowo yang berperan di sisi konseptor strategis akan ditopang dengan peran Dahlan Iskan di sisi praktis strategis. Dari sisi personal dan karakter, kedua pasangan ini memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut justru akan saling mengisi antara keduanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun