Mohon tunggu...
mafazatun nurul izzah
mafazatun nurul izzah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

pend.islam anak usia dini / UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Separation Anxiety Disorder (Kecemasan akan Perpisahan)

2 Desember 2020   21:29 Diperbarui: 4 Desember 2020   05:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian Separation Anxiety Disorder (Kecemasan Akan Perpisahan)

separation anxiety disorder atau kecemasan akan perpisahan merupakan gangguan ketika seseorang merasa cemas, takut, menangis hingga kencang karena adanya perpisahan dengan ditinggal oleh orang terdekatnya (orang tua) atau orang lain yang memiliki hubungan baik dan erat denganya. 

Gangguan seperti ini biasanya sering terjadi pada anak yang berusia dibawah 3 tahun, akan tetapi terkadang terjadi pada anak yang berusia 3 tahun keatas tetapi kejadian seperti ini lebih sering pada anak yang berusia dibawah 3 tahun. 

Gangguan seperti ini masih wajar terjadi pada anak dan hal seperti ini juga merupakan bagian dari tumbuh kembang anak, hal yang tidak wajar ketika kejadian ini terjadi secara berlebihan pada anak dan melampaui batak kewajaran. Oleh karena itu ketika anak menangis karena merasa cemas merupakan hal yang wajar bagi anak.

Penyebab Separation Anxiety Disorder (Kecemasan Akan Perpisahan)

Ada beberapa penyebab dari separation anxiety disorder diantaranya yaitu :

  • Faktor genetis
  • Kebanyakan orang tua tidak menyadari bahwa sifat orang tua bisa menurun kepada anaknya, salah satunya gangguan kecemasan ini. Orang tua ayah atau ibu yang memiliki sifat ini maka anak pun akan memilikinya.
  • Jenis kelamin
  • Secara umum anak perempuan sering merasakan kecemasan ini dibandingkan dengan anak laki-laki, hal ini bisa terjadi karena adanya tingkat psikologis anak perempuan yang lebih sensitive dibandingkan anak laki-laki.
  • Over protective
  • Secara tidak langsung orang tua tidak mneyadari apabila orang tua selalu membantu anak dengan berlebihan membuat anak tidak bisa mandiri dan selalu bergantung pada orang tuanya. Orang tua boleh membantu anak akan tetapi tidak boleh berlebihan membantu sewajarnya saja jangan berlebihan.
  • Stress
  • Penyebab anak mengalami gangguan kecemasan karena pernah mengalami stress akibat pernah ditinggal oleh orang yang dia sayang atau dekat dengan anak tersebut.
  • Masalah lingkungan
  • Masalah lingkungan juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak, masalah lingkungan ini seperti adanya kejadian kebanjiran, tanah longsor, angin puting beliung, yang bisa meyebkan trauma dan kecemasan yang berlebihan pada anak.

Gejala Separation Anxiety Disorder (Kecemasan Akan Perpisahan)

Ada beberapa gejala dari separation anxiety disorder diantaranya yaitu :

  • Anak mengalami sakit kepala, sakit perut.
  • Anak menjadi stress secara berlebihan.
  • Anak tidak mau jauh dirumah atau jauh dari orang yang dekat denganya.
  • Ketika tidur anak tidak mau berpisah dari orang tuanya terutama pada ibunya.
  • Anak sering mengalami mimpi buruk mengenai perpisahan.

Intervensi Separation Anxiety Disorder (Kecemasan Akan Perpisahan)

Intervensi yang dilakukan oleh guru ketika peserta didiknya ada yang mengalami gangguan Separation Anxiety Disorder (Kecemasan Akan Perpisahan) guru bisa mengamati perilaku gerak-gerik peserta didik tersebut dan bertanya kepada peserta didik tersebut mengenai gangguanya, guru bisa membantu menangani anak yang mengalami gangguan kecemasan tersebut, akan tetapi guru tidak bisa melakukan sepenuhnya tanpa bantuan dari orang lain terutama pada orang tua. 

Guru bisa membicarakan masalah ini kepada orang tua, agar orang tua mengetahui masalah tersebut, terkadang orang tua tidak menyadari bahwa anak tersebut mengalami gangguan kecemasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun