Mohon tunggu...
Mafaza Ahsanutaqwim
Mafaza Ahsanutaqwim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UMY Komunikasi Penyiaran Islam

Berusaha untuk memberikan kebermanfaatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maulid Nabi dalam Perspektif Ahlussunnah Wal Jamaah

19 Oktober 2021   13:35 Diperbarui: 19 Oktober 2021   14:27 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto diambil dari Rumman Amin

Pertama, kita dianjurkan untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah SWT sebagaimana firman QS Yunus : 58 "Katakanlah : dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu bergembira. 

Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang kumpulkan". Kelahiran Nabi Muhammad Saw merupakan rahmat yang luar biasa untuk seluruh makhluk yang ada di bumi bukan hanya untuk kaum muslim saja, karena Nabi selalu menebar kebaikan kepada setiap makhluk.

Kedua, Rasulullah juga mensyukuri kelahirannya seperti yang tertera dalam hadits berikut ini "Dari Abi Qotadah al-Anshari RA sesungguhnya Rasulullah Saw pernah ditanya mengenai puasa hari senin. 

Rasulullah Saw menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku". (H.R. Muslim, Abud Dawud, Tirmidzi, Nasa'I,Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah dan Baghawi).

Kegita, dalam Al Qur'an juga disebutkan doa kesejahteraan atas lahirnya para nabi, seperti kata Nabi Isa As dalam surat Maryam ayat 33 "kesejahteraan atasku pada hari kelahirannku". Maka dari itu Rasulullah juga lebih berhak mendapatkan doa kesejahteraan pada hari kelahirannya.

Keempat, Allah SWT juga menyebutkan kisah-kisah para anbiya dalam Al-Qur'an seperti kisah kelahiran Nabi Yahya, Siti Maryam dan Nabi Musa AS. Allah menyebutkan kisah-kisah kelahiran para Nabi tersebut tidak lain adalah untuk menjadi peneguh hati Rasulullah Saw, sebagaimana firman Allah surat Hud ayat 120 "Dan semua kisah dari rasul-rasul ceritakan kepadamu, lah kisah-kisah yang dengannya teguhkan hatimu".

Maka kesimpulannya bahwa peringatan Maulid Nabi bukan merupakan sebuah bentuk ibadah taufiqiyah atau ibadah yang tata cara pelaksanaannya hanya dibolehkan mengikuti yang dicontohkan oleh Nabi, akan tetapi Maulid Nabi merupakan salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT karena di dalamnya terdapat amalan-amalan yang tidak melenceng dari yang di sunnahkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun