Mohon tunggu...
faza
faza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

h! its faza and enjoy my own articel!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Wacana Digitalisasi Sekolah dengan Anggaran yang Mencengangkan, Spesifikasinya Tuai Kontroversi!

7 Agustus 2021   13:54 Diperbarui: 7 Agustus 2021   14:34 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Baru-baru ini ramai di Tanah Air soal wacana Pemerintah menganggarkan dana Rp2,4 triliun untuk membeli 240.000 laptop atau sekitar 10 juta per unit, yang nantinya akan disebar luaskan ke para pelajar di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2021. Wacana pemerintah ini akan direalisasikan dalam rangka Digitalisasi sekolah.

Dikutip dari laman resmi INDOZONE.ID, Selain laptop pemerintah juga akan megadakan alat-alat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan total anggaran mencapai Rp17,42 triliun hingga tahun 2024. Alat-alat tersebut terdiri dari access point, konektor, layar protektor, dan speaker aktif, serta internet router.

Beberapa perusahaan yang siap memasok laptop untuk para pelajar di Indonesia adalah PT Zyrexindo Mandiri, PT Tera Data Indonusa, PT Supertone, PT Evercross Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia dan PT Acer Manufacturing Indonesia.

Namun, hingga kini wacana tersebut masih menuai kontroversi di dalam negeri. Pasalnya, banyak yang menilai spesifikasi laptop seharga Rp10 juta ini tidak sesuai. Banyak yang kecewa soal spesifikasi laptop tersebut ternyata hanya spesifikasi sebuah chrome Book yang bahkan harga terbarunya tidak sampai Rp5 juta.

Jika menurut saya, pemerintah mestinya menyatakan dengan jelas bagaimana spesifikasi laptop Rp 10 juta itu sebelum publik berpresepsi sendiri-sendiri, sehingga tidak terjadi kontroversi di antara masyarakat. Dengan anggaran begitu banyaknya, untuk sebuah chrome Book yang tidak sampai Rp10 juta per unitnya, menurut saya pada kondisi pandemi seperti ini baiknya pemerintah tidak perlu menggunakan dana sebesar itu untuk sekarang ini. Pemerintah bisa mengalokasikan wacana digitalisasi ini dengan sedikit mengurangi anggaran dana Rp2,4 triliun itu. Sehingga, sisa dari anggaran tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain para pelajar di Indonesia di tahun-tahun yang akan datang. Mengingat pada kondisi pandemi, dana yang cukup sangat dibutuhkan. Jika pemerintah menggunakan dana yang begitu banyak untuk sekarang ini, takutnya pemerintah tidak bisa menghindari jika para pelajar di masa yang akan datang tidak terpenuhi kebutuhannya karena dana yang ada sudah digunakan sekarang. Setidaknya, pemerintah dapat menghemat dana yang ada, sehingga keperluan lain di masa yang akan datang dapat dipenuhi dengan semestinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun