Mohon tunggu...
Auritsniyal Firdaus
Auritsniyal Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa -

there are still many shortcomings

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ramadhan Media Bertaubat

14 Juli 2015   17:55 Diperbarui: 14 Juli 2015   17:55 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

#KulTum Part IV (9 Juli 2015)

Banyak dijelaskan bahwa puasa Ramadhan bisa menghapus dosa-dosa yang telah kita lakukan. Masyarakat disekitar kita yang menggunakan kesempatan di bulan yang penuh ampunan ini dengan beristigfar meminta ampunan dan melakukan taubat. Taubat sering identik dengan dosa besar, dunia gelap penuh maksiat, dan lain-lain. Taubat secara bahasa berarti “kembali”.  Artinya kembali meinggalkan perkara yang tercela dalam pandangan agama. Perkara yang tercela sangat banyak ragam. Yang melakukan dosa besar maka harus kembali untuk tidak melakukan dosa tersebut. Yang terbiasa melakukan dosa kecil, harus kembali untuk tidak melakukannya, karena dosa kecil yang menumpuk akan menjadi dosa besar. Dan yang melakukan kemakruhan, harus berhenti untuk tidak melakukannya. Allah samencintai kepada orang-orang yang sabar, sebagaimana dalam firmannya “Allahuyuhibut tawabin wa yuhibul mutatohhirin” (Allah mencintai orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suci).

Menurut Imam As-Sya’roni membagi taubat menjadi tiga tingkatan, taubat paling dasar adalah taubat yang harus dilakukan untuk kembali dari dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil, kemakruhan dan dari perkara yang tidak diutamakan.Tingkatan kedua adalah bertaubat dari merasa diri sebagai orang baik, merasa dirinya telah dikasihi Allah dan bertobat dari merasa dirinya telah mampu bertaubat kepada Allah swt. Sesungguhnya berbagai macam perasaan ini aalah sebuah kesalahan yang lahir dari penyakit hati manusia yang sangat halus. Dan puncak taubat adalah kembali mengingat Allah swt dari kelalaian mengingatnya waluapun sekejap saja. Karena melupakan-Nya adalah sebuah dosa.

Allah SWT sendiri sangat mengistimewakan orang yang bertauabat, seperti firmannya :“Illa man taba wa amana wa amilun amalang sholiha faulaika yubadilullah sayyiatahum hasanat” (kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan).Seperti cerita Sayyidina Umar bertemu dengan seorang pemuda di tengah jalan yang membawa sebotol minuman keras. Lalu Khalifah Umar mendatanginya, kemudian pemuda tersebut menyembunyikan botolnya dibalik jubahnya. Umar secara langsung menanyakan, wahai Pemuda, apa yang kau sembunyikan dibalik jubahmu? Kemudian Pemuda tersebut binggung dan meminta kepada Allah agar apa yang dilakukan tidak diketahui oleh khalifah Umar dan Pemuda tersebut akan bertaubat, tidak mengulangi lagi. Pemuda tersebut menjawab pertanyaan Umar, yang aku sembunyikan adalah sebotol cuka. Lanjut Umar, kalau isi dalam botol itu cuka, kenapa engkau sembunyikan dibalik jubahmu? Keluarkanlah kalau itu memang benar-benar cuka ! Pemuda langsung memperlihatkan botol yang dibawanya dan secara langsung isi dalam botol tersebut berubah menjadi cuka. Dari cerita tersebut memamng benar Allah akan mengantikan keburukan dengan kebaikan, bagi hambanya yang mau bertaubat.

Marilah kita gunakan kesempatan bulan yang penuh ampunan ini, sebagai media untuk bertaubat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun