#KulTuM Part IV (8 Juli 2015)
Puasa selain melatih nafsu, melatih untuk mengendalikan diri. Puasa juga melatih kesabaran yang ada pada diri kita. Bagaimana tidak, ditengah-tengah puasa kita sering sekali kita menghadapi amarah-amarah namun kita harus tetap sabar. Pada dasarnya manusia hidup tidak akan terlepas dari masalah-masalah, cobaan-cobaan, maupun ujian-ujian. Dari hal tersebut terdapat hadits menerangkan bagaimana kita menyikapi, menghadapi, dan menyelesaikan masalah itu sendiri, "idza ahaballahu abdan ibtala'hu, fain shobaroj tabahu wa in rodziyat idtofahu" (jika Allah mencintai hambanya maka memeberikan ujian, maka barang siapa yang bersabar akan mendapatkan predikat mujtaba dan barang siapa rela akan mendapatkan predikat musthofa). Dari hadist tersebut Allah akan menguji hambanya karena Allah sayang pada hamba-Nya. Kemudian di dalam hadits tersebut ada dua metode menghapi atau menyelesaikan masalah. Pertama dengan metode sabar, seperti dalam hadits tersebut apabila bersabar maka Allah akan memberikan predikat mujtaba'. Dan apabila kita menghadapi ujian atau masalah dengan kerelaan maka akan mendapat predikat mustofa. Secara teori dan interpretasi lafadz "mustofa" diberikan hanya kepada Nabi Muhammad SAW seperti nurul mustofa, sayidil mustofa, habibil mustofa, dsb. Karena memang nabi diberikan ujian dan sesunguhnya beliau mampu menaklukan namun beliau menyikapinya hanya dengan rela, seperti ketika Nabi diserang oleh beberapa musuh, padahal Malaikat menawarkan jasanya untuk melawan musuh dan Nabi tidak mau. Nah, tidak ada salahnya bagi kaumnya Nabi Muhammad untuk menauladani sifat beliau dengan menjadi Mu'min al-Mujtaba. Al-Ghozali memberikan pengertian sabar adalah sebuah ketahanan diri menghadapi keadaan tanpa merasa gusar, tidak mengeluh apalagi bercerita kepada sesama. Baik keadaan itu senang ataupun susah. Sedangkan al-Qusairiy memberikan pengertian "menenggak pahit tanpa cemberut". Imam al-Ghazali membagi sabar menjadi tiga kelompok. Pertama, sabar dengan perintah-perintah Allah. Kedua, sabar dengan larangan-larangan Allah, dan Ketiga, sabar dengan musibah Allah.
Dari Penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan. Marilah gunakan momentum Ramadhan ini untuk melatih kesabaran kita. yang mana manusia tidak akan lepas dari masalah, ujian, dan cobaan maka sudah sepantasnya kita hadapi dan sikapi dengan kesabaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H