Mohon tunggu...
Auritsniyal Firdaus
Auritsniyal Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa -

there are still many shortcomings

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kapankah Lailatul Qadar itu ?

10 Juli 2015   06:03 Diperbarui: 10 Juli 2015   06:03 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

#KulTuM Part III (8 Juli 2015)


Alhamdulillah, pada malam ini kita sudah melakukan puasa yang ke-20, berarti sekarang malam ke-21. Sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini, dalam beberapa riwayat sering diistilahkan dengan dijauhkannya manusia dari api neraka dan juga keistimewaan lailatul qadar. Lantas bagaimana lailatul qadar itu sendiri, seperti dalam al-Qur’an diterangkan dalam surat al-Qadr :

inna angzalnahu fi lailatil qadr” (Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan). Qur’an turun pada bulan Ramadhan ini bertepatan dengan lailatul qadr (malam kemuliaan). Informasi yang berkembang di masyarakat, bahwa al-Qur’an turun pada tanggal 17 Ramadhan. Padahal dalam beberapa riwayat lailatul qadr jatuh hanya sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan pada malam tanggal yang ganjil, seperti malam tanggal 21, 23, 35, 27, dan 29. Maka dari hal itu rasanya tidak ada kesusaian antara informasi hari nuzulul qur’an pada tanggal 17 Ramadhan dengan malam qadr yang diturunkan pada sepuluh hari terakhir malam tanggal yang ganjil.  Memang turunnya al-Qur’an masih tanggal 17 Ramadhan masih diperselisihkan. Namun hal itu tidak masalah, yang terpenting pada dasarnya qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Lantas bagaimana kemuliaan lailatul qadr itu sendiri. Ayat berikutnya menyatakan “wa ma adra kama lailatul qadr” (dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?). Kemuliaan lailatul qadr diterangkan dalam ayat berikutnya “lailatul qadri khoirum min alfi sahr” (Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan). Memang Allah selalu memberikan janji pahala yang diberikan pada umat Nabi Muhammad SAW dengan berlipat ganda, berbeda dengan umat Nabi lain yang tidak diberikan pahala berlipat ganda seperti umatnya Nabi Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW diberikan hak preogratif yang berbeda dengan umat Nabi lainnya karena memang umur umat Nabi Muhammad lebih pendek dibandingkan umur umat Nabi selain Nabi Muhammad SAW. Dalam ayat tersebut lailatul qadr itu lebih baik daripada 1000 bulan , barangkali umur kita pun belum tentu sampai 1000 bulan atau lebih dari umur 83 tahun, maka ini adalah kesempatan yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW untuk berlomba-lomba meraih malam tersebut. Ayat tersebut seakan memotivasi umat Islam untuk lebih bersemangat lagi dalam menyembah kepada Allah, karena selama 20 hari kita berpuasa telah disibukkan dengan segala rutinitas ibadah dengan Allah, mungkin ada rasa kebosanan atau kejenuhan. Maka ayat tersebut memberikan penyegaran semangat terhadap umat Islam pada puncak bulan puasa. Lantas bagaimana cara memperoleh malam yang penuh kemuliaan itu ? Apa yang harus kita lakukan di malam tanggal ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ? terdapat hadits dari Aisyah “an Aisyata RA. Qolat kana Rasulullah SAW. Idza daholal ‘asyra ahya allaila wa’aiqadzo ahlahu wa syaddal mi’zar” (Siti Aisyah RA. Mengatakan Rasulullah SAW setiap 10 malam terakhir bulan Ramadhan menyibukkan ibadah denga Allah serta membangunkan umatnya dan mengajak mereka beribadah bersama). Dalam riwayat lain dikatakan “wa anha qolat annan Nabi SAW kana ya’taqiful asyral awakhira min romadhon hatta tawaffahu” (Siti Aisyah mengatakan lagi Nabi Muhammad SAW  setiap sepuluh malam tanggal ganjil selalu i’tikaf sampai beliau wafat). Dari kedua hadits tersebut bisa dijadikan referensi bagi kita untuk meraih malam qadr tersebut. Bahkan dijadikan rujukan kegiatan yang dilakukan di masjid-masjid sekitar kita, ketika sepuluh hari terakhir pada malam tanggal ganjil selalu mengadakan qiyamul lail, sholat tasybih, sholat taubat, berdzikir, istighosah, dan lain sebagainya secara bersama-sama.

Mungkin cukup itu dari saya, mari kita jadikan bulan puasa kita gunakan secara maksimal untuk beribadah. Karena di bulan ini Allah selalu melipatgandakan pahala kita dan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Wal afu mingkum, tsumma salam ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun