Mohon tunggu...
Mae Purple
Mae Purple Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Teacher | Goweser | Nice Mom | Dreamer | Creative/ Smile

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Senyum di Ujung Senja V

15 Agustus 2013   09:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:17 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Senin yang indah, ketika Anah bangun dengan udara segar sepoi..sepoi dari jendela kamar kostnya, Anah tersenyum sendiri hatinya membayangkan wajah pujaan hatinya, tiba-tiba..

Tok…tok..suara pintu di ketuk

“ya..sebentar”!

“siapa Nah”? Ayu nyletuk sambil kepalanya masih tertutup bantal

“tahu tuh pagi-pagi siapa sih”

“Aku mba!!” suara Ujang salah seorang pesuruh ibu kost

Anah bergegas membuka pintu “ada apa mang?”

“Ini ada surat buat mba Anah katanya dari ” LOVE “ mang ujang sambil tersenyum

Anah melirik amplop warna ungu yang ada di tangan mang Ujang “oooh.. makasih mang”

“sama-sama mba” mang Ujang sambil berlalu

Anah senyum-senyum sambil membuka mplop dan membacanya

“selamat pagi LOVE!”

Gi mana tidurya? Indahkan? Pasti mimpiin aku

Nanti sore aku jemput ya di gerbang pabrik?

Aku punya sesuatu untukmu”

Salam manis

Yang mencintaimu

Sandy

Anah bergegas pergi mandi dengan senang, ia memakai seragam kuning yang biasa di pakai, celana jin yang mambalut tubuhnya terlihat ringan dengan sepatu kets warna putih,rambutnya di biarkan di sisir belah samping.

“yu nanti sore aku di jemput sandy ya?”

“hmm” ayu mengangguk “pulang jangan malam-malam ya?” ayu menambahkan

“oke” Anah tersenyum senang

“yo berangkat”Anah dan Ayu berangkat jalan kaki karena tempat kerja tak jauh dari kostnya.

Bel pulang telah bunyi seluruh karyawan keluar berhamburan, kecualoi yang menambah jam kerja atau lembur.

Anah melihat Sandy sudah hadir di depan gerbang pabrik sambil matanya melihat kesana kemari mencari Anah, anah sengaja menyelinap di balik pagar ingin membuat kekasihnya lama menunggu dan merindukannya.

“mba ayu anah mana?”

“Anah? Bukannya tadi udah keluar?”

“ga lihat tuh”

“ya udah tunggu aja nanti juga keluar”

Anah duduk dengan tersenyum membiarkan Sandy kebingungan mencari-cari, sampai suasana menyepi, sandy penasaran

“bu satpam, lihat anah ga?”

“ga tuh mas”

Sandy kecewa karena Anah tidak ada, akhirnya ia duduk di depan gerbang karena sudah lebih sati jam ia berdiri menunggu.

“hai…nunggu siapa mas?” tiba-tiba di belakang ada suara seperti bencong

Sandy cepat berbalik “hap!!” Anah di tangkap tangannya yang mau berlari menghindar.

“anak nakal ya sukanya ngerain”

“ha..ha…kacian deh yang bête nunggu” anah tertawa sangat senang

Anah dan Sandy berjalan bersama dengan senda gurau yang membuat mereka bahagia menuju keluar kawasan.

“makan bakso dulu yuk!” ajak Sandy

“siapa takut” Anah dan Sandy masuk ke warung bakso yang ada di sekitar kawasan.

“Nah..” hari minggu kita pulang kampong yu!”

“emang ada apa?” ga tahu aku di suruh pulang sama ibu

“Anah juga kemarin sih di telpon bapak katanya minggu kalau bisa pulang dulu”

“ya udah kita pulang bareng ya aku jemput jam 07.00 pagi”

Anah menganggukan kepalanya sambil tersenyum, Sandy ikut tersenyum melihat bibir Anah yang ranum karena kena pedas makan bakso, sangat mungil dan indah.

Setelah selesai makan bakso, Sandy menghantar Anah pulang ke rumah kostnya.

“daggh…sampai minggu ya “ Sandy melambaikan tangannya dan menempelkan ke bibirnya lalu di tiup kea rah Anah, Anah tersipu malu karena di teras ada mang ujang yang melihat.

“daaggh” Anah membalas lambaian Sandy.

“adeuh..adeuh… yang lagi berbunga-bunga” mang ujang meledek Anah

Anah hanya tersenyum malu dan masuk ke kamarnya.

#

Hari minggu Anah bangun lebih pagi, untuk siap-siap pulang kampong, ia harus mencuci dan merapikan kamar bersama Ayu.

Setelah rapi, anah mandi dan berdandan dengan cantik rambutnya disisir ala bethel memakai celana jeans biru dan kaos putih terlihat sederhana tapi sangat pas dengan tubuh anah yang semampai terlihat ringan ketika melangkah keluar kamar dan siap menemui Sandy yang sudah stand bay di ruang bawah menunggu dengan setia menunngu pujaannya .

“hai….”anah melambaikan tangannya sambil tersenyum ketika melihat Sandy dan jalan menuruni tangga rumah kostnya.

“hai…”Sandy membalas lambaian tangan Anah sambil tersenyum kaku karena tertegun matanya menatap kecantikan Anah.

“hei..!!” Anah menepuk muka sandy yang masih tertegun “ga segitunya kali..!”

Sandy tersenyum malu “yo!” anah mengajak berangkat Sandy dengan manja,

“ayo” Sandy dan anah berangkat kea rah terminal Pulogadung.

Sampai di terminal Pulogadung, Sandy menggandeng Anah karena takut terpisah karena terminal sangat penuh dengan calon penumpang yang akan mudik juga karena saat itu akhir bulan yang di gunakan banyak perantau untuk mudik ingin berkumpul dengan keluarga yang di tinggalkan.

Sandy dan Anah naik Bis Luragung jurusan Kuningan, karena Bis itu akan melewati kota Subang. Mereka duduk di bangku tengah sebelah kanan.

Perjalanan dr Pulogadung ke Subang sekitar 3 jam, selama perjalanan mereka asik dengan obrolan yang senang dan mesra, ketika mobil sekitar 2 Km lagi akan sampai, Anah tertidur, Sandy sengaja tak membangunkan Anah sehingga Bi situ telah melewati tujuan awal Sandy dan Anah, mereka turun di sebuah tempat rekreasi, Anah masih kebingungan “kok kita turun di sini?”

“abis kamu tidur sih jadi kelewat”

“iihh..” Anah malu “kenapa ga di bangunin?”

“ayo ga papa kita main dulu ya” Anah ngangguk

Mereka mengulang kemesraan dulu yang pernah di lalui bersama di tempat itu.

“Nah…”Sandy memanggil dengan lirih

“hmm..” Anah menjawab dengan lirih juga

“kamu inget ga dulu kita di sini?”

“ya..” Anah manggut sambil tersenyum

Mereka berdua melalui hari itu dengan cerita indah berdua sampai sore hari

Selepas ashar mereka beranjak pulang kerumah tujuan semula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun