Mohon tunggu...
Mae Purple
Mae Purple Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Teacher | Goweser | Nice Mom | Dreamer | Creative/ Smile

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru bukan Pesulap

14 November 2012   07:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika mendengar kata pesulap, tentu kita berasumsi kepada jago sulap, Dedi kobuzer, farrel, dan pesulap-pesulap lainnya yang sudah di kenal dunia bisa merubah sesuatu benda menjadi benda lainnya atau ahli magic dengan keahliannya.

Kalau seorang guru menjadi pesulap aneh sekali, selama saya mengikuti kuliah tidak pernah mendapatkan pendidikan tentang itu.

Pada dasarnya seorang guru adalah sebuah profesi yang harus berlaku professional dalam menjalankan amanahnya, tugas-tugas yang dilakukannya sebuah muamalah yang mempunyai nilai ibadah tinggi di mata Allah yang maha Tinggi, sangatlah di sayangkan jika tugas mulia ini di kotori dengan hal-hal yang membuat amalan itu hilang begitu saja,

Terkadang sebuah legalitas, nama besar, jabatan, kedudukan, bisa membuat manusia menjadi khilaf, lupa dengan amanahnya, lupa dengan tanggung jawab yang nanti akan di hadapinya, tak sedikit Guru jadi pesulap demi mencapai sesuatu yang di cita-citakannya.

Kok ada ya? Banyak pesulap itu biasanya muncul ketika ada satu event atau tujuan yang memaksa ia untuk merubah suatu dokumen, bukti fisik yang harus di siapkan untuk kebutuhan tertentu, misalnya : Sertifikasi guru, Akreditasi Sekolah, CPNS, dan data-data lain yang berhubungan dengan kepentingan guru dan sekolah.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bagi guru yang (maaf jadul/kuper :julukan bagi guru yang tidak professional ) sangatlah kerepotan, karena bukti-bukti otentik, tidak siap untuk dimilikinya, maka dengan jalan pintaslah ia lakukan dengan waktu hitungan hari, bahkan jam, sang guru menyulap yang tidak ada menjadi ada, saya ingat cerita salah satu teman yang sudah tersertifikasi, ketika di butuhkan data dan pembuatan langsung Rencana Pembelajaran (RPP), ada beberapa guru tidak siap, kok bisa?, kembali ke masalah awal, karena data pemberkasan awal hasil dari sulapan, maka ketika di minta untuk membuktikan bukti nyata, sangatlah kesulitan. Tapi bagi guru professional, pekerjaan itu, hal yang sudah di lakukan setiap hari, maka tidak ada kata sulit lagi ketika di minta membuktikan secara nyata setiap tugas seorang guru.

Ada lagi, cerita pesulap lucu, menyulap ijazah Sarjana (S1) Pendidikan, awalnya saya tidak percaya, ketika saya sedang kuliah semester 7, salah seorang teman saya baru masuk kuliyan di perguruan tinggi yang berbeda, melanjutkan dari D2 ke S1 Pendidikan, berarti masuklah semester 5, waktu itu, dalam waktu 3 bulan, teman saya sudah mulai menyusun skripsi, “loh kok sudah skripsi bu?”ketika saya bertanya, ia menjawab,”iya bu kan saya sudah bayar 8 juta” sungguh menyedihkan, ilmu apa yang sudah di dapatnya? Ijazah sulapanpun keluar, dan ia menjadi guru sulap, muridnyapun murid jadi-jadian karena hasil sulapan. semoga Negara ini di lindungi Allah dari segala kedzoliman amin.@maepurple

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun