Dalam upaya mencegah stunting yang masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia, mahasiswa Universitas Negeri Semarang menggandeng SMA Negeri 1 Banguntapan untuk menyelenggarakan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja. Program yang dilaksanakan pada Oktober 2024 ini menargetkan siswa kelas X-3 dengan menggunakan media edukasi berupa permainan kartu kuartet RECAPSS (Remaja CerdAs Peduli keSehatan reprodukSi). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang kesehatan reproduksi dan risiko kehamilan dini, salah satu faktor yang berhubungan erat dengan stunting.
Data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan bahwa remaja masih rentan terhadap perilaku berisiko, seperti hubungan seksual pranikah yang sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai kesehatan reproduksi. Dengan adanya Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, keterlibatan remaja menjadi komponen penting dalam program pencegahan stunting. Melalui pendidikan kesehatan reproduksi yang tepat, diharapkan remaja memiliki pengetahuan lebih baik dan mampu membuat keputusan yang mendukung kesehatan mereka di masa depan.
Media kartu edukasi RECAPSS terdiri dari 60 kartu dengan 15 kategori informasi penting terkait kesehatan reproduksi. Kategori ini meliputi mitos menstruasi, pubertas, pencegahan HIV, cara merawat organ reproduksi, risiko kehamilan usia remaja, serta tahapan penyalahgunaan narkoba. Pemain akan diajak memahami topik-topik ini sambil berinteraksi dalam permainan kartu, sehingga proses belajar menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
Program ini dilaksanakan dua kali, yaitu pada 8 Oktober dan 15 Oktober 2024. Sesi pertama mencakup pemberian materi dasar tentang kesehatan reproduksi dan pengenalan permainan. Setelah itu, para siswa mengikuti pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mereka. Sesi kedua berlangsung pada 15 Oktober dengan kegiatan bermain kartu, diskusi, dan sesi tanya jawab. Pada akhir sesi, siswa juga menjalani post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman mereka setelah mengikuti program.
Monitoring dan evaluasi program dilakukan melalui analisis hasil pre-test dan post-test. Dari evaluasi ini, diharapkan terlihat peningkatan pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi. Dengan mayoritas peserta berjenis kelamin perempuan (21 siswa), program ini diharapkan mampu memberikan manfaat signifikan bagi seluruh peserta, baik perempuan maupun laki-laki.
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa Unnes menyerahkan media edukasi RECAPSS kepada pihak sekolah dan berkoordinasi dengan ketua kelas dan guru di SMA 1 Banguntapan. Diharapkan, kartu RECAPSS ini bisa terus digunakan sebagai alat belajar yang efektif bagi siswa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa Unnes berharap bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dapat terus meningkat sehingga risiko kehamilan dini dan stunting dapat ditekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H