Mohon tunggu...
Maydearly89
Maydearly89 Mohon Tunggu... Guru - Literasi Negeri

Saya adalah seorang pegiat literasi, blogger, penulis buku, editor buku, trainer, dan guru di SMP Negeri 1 Lebakgedong.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Literasi Digital untuk Generasi Milenial

12 Juli 2021   20:00 Diperbarui: 12 Juli 2021   20:02 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai generasi Y, seketika diingatkan dengan bahasan paling populer pada abad ini. Millenial generation disandangkan sebagai sebutan untuk generasi Y. Generasi millenial merupakan istilah yang paling akrab di telinga kita belakangan ini. Istilah tersebut berasal dari millenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika yaitu : William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.

Dikutip dari https://setkab.go.id/peran-generasi-milenial-bagi-nkri-2/ menyebutkan bahwa menurut para pakar, generasi ini diduduki oleh mereka yang lahir pada tahun 1980-1990, atau pada awal 2000 dan seterusnya. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.

Penulis Elwood Carlson menyebutkan  dalam bukunya The Lucky Few : Between the Greatest Generation and the Baby Boom yang terbit di tahun 2008, mendefinisikan bahwa Millenial lahir di antara tahun 1983-2001 berdasarkan lonjakan kelahiran setelah tahun 1983 dan berakhir dengan perubahan politik dan sosial yang terjadi setelah peristiwa 11 September. Pada tahun 2016, lembaga U.S Pirg mendefinisikan Millenial sebagai orang yang lahir antara tahun 1983 dan 2000.

Dunia saat ini sudah move on memasuki era millennials. Era ini digambarkan sebagai periode waktu di mana teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi generasi di dalamnya. Generasi millennials menjadi sebutan bagi orang yang lahir sekitar tahun 1980 hingga 1999. Artinya, masyarakat yang kini berusia 18-35 tahun diklasifikasikan sebagai kaum millennials.

Seperti yang kita ketahui kaum millenial merupakan kaum yang paling akrab dengan gawai. Mereka lebih sering memainkan gadget 7-8 jam sehari. Para milenials ini lebih mirip dengan generasi yang berwawasan sipil dengan empati yang kuat terhadap komunitas lokal dan global. Menurut William Strauss dan Neil Howe, para millenials ini memiliki tujuh karakter khusus seperti; Spesial, terlindungi, percaya diri, berwawasan kelompok,konvensional, tahan tekanan dan mengejar pencapaian.

Di "Zaman Now" peran generasi millenial sangatlah diharapkan, untuk menjadi agen perubahan ( Agent of Change ). Mengingat ide idenya yang selalu segar, pemikirannya yang kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan.

Dalam buku Parenting 4.0 karya Aam Nurhasanah, disebutkan bahwa generasi millenials tidak melulu mengejar harta, tetapi millenials lebih mengejar solidaritas, kenahagiaan bersama, dan eksistensi diri agar dihargai secara sosial. Selain mengalami transisi dari segala hal yang bersifat analog ke digital, generasi millenial ini tumbuh seiring dengan matangnya nilai-nilai persamaan dan hak asasi manusia sehingga mempengaruhi pembawaan mereka yang bisa dinilai lebih demokratis.

Meski generasi millenial ini lebih sering hadir dengan gaya trendi, terkesan hedonis, tetapi mereka digadang-gadang tengah memberi banyak pengaruh baik untuk masa depan bangsa. Para milenials lebih jeli dalam melihat peluang, terutama bisnis dengan konsep yang lebih inovatif. Contoh yang paling nyata adalah keberhasilan starup unicorn milik salah seorang milenial Indonesia, yakni Bukalapak.

Dari paparan diatas, tampak jelas bahwa sebagian besar milenialis berhasil memanfaatkan teknologi dan merubahnya dari cara  konvensional menuju inovatif. Generasi ini perlu dipantau pergerakannya dalam budaya literasi digital. Mereka sangat mahir dalam teknologi dan insfrastruktur yang ada serta memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan, dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, mampu dan berusaha menjadi bijak terutama dalam menggunakan media sosial.

Menurut Data BPS ( Biro Pusat Statistik ) tahun 2018 mencatat, bahwa populasi generasi millenial adalah sekitar 90 juta orang. Kajian menyebut, rata-rata fokus perhatian dari generasi millenial hanya sekitar 12 detik. Bahkan untuk generasi Z (Pasca Millenial ) bisa hanya sekitar 8 detik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun