"Teteh, dede dapat rangking 1, di kasih hadiah sama Ibu guru. Hadiahnya 6 buku". Celotehnya dengan riang.
"Wah, selamat ya ganteng emang pinter dede mah. Nanti kalau teteh pulang, teteh beliin hadiah juga buat dede" Balas si kakanya.
"Teteh, terus mau pulang kapan tetehnya?" sahut ibunya.
"Teteh pulang lusa mah, tanggal 2 Januari".
Percakapan itu kemudian di sudahi oleh sinyal yang timbul tenggelam. Akhirnya setelah si kecil itu merapikan bukunya, kemudian ibunya mengajaknya berselfie berdua. Malam semakin larut hujan dan angin semakin risau.
"Ayo tidur mah" Ajak suami bu Inah yang satu jam sebelumnya sudah pulang dari pekerjaannya.
"Pa, kenapa ya mata kiri mamah berkedut terus, perasaan mamah juga gak enak" ujar bu Inah.
"Itu perasaan mamah saja, mungkin karena cuaca seperti ini mamah jadi terbawa suasana" jawabnya.
Detakan suara jam seakan berbalapan dengan hujan, malam semakin larut namun bu Inah sulit untuk terpejam, ada ruang resah yang menghimpit hatinya. Ia kemudian duduk di ranjang tidurnya sambil menatap jam yang menunjuk angka 1. Ia kemudian berjalan menuju kamar mandi dan memasahi wajahnya dengan air wudhu. Dia berserah diri atas segala perasaannya. Setelah merasa tenang, akhirnya Bu Inah tertidur dalam sejadahnya.
***
Pagi itu 1 Januari 2020, matahari seperti lelah untuk terbit. Hujan yang terus berlinang seakan menggantikan peran matahari menggantikan pagi. Di kamar yang mungil si kecil Rizky terbangun atas lantunan suara adzan. Ia kemudian bergegas menuju kamar ibunya.