Mohon tunggu...
Siti Maesarah
Siti Maesarah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hello Pluralisme

28 Mei 2016   10:58 Diperbarui: 28 Mei 2016   11:49 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

assalamualaikum dan slamat siang

setelah mid berlalu saya datang kembali memberikan pengantar baru yang akan membahas lebih banyak materi dan lebih banyak pengetahuan yang akan di ambl dari apa yang akan saya paparkan pada hari ini.

Sebelum kita masuk ke pembahasaan yang lebih banyak pertama tama kita harus tahu apa itu pluralisme. Pluralisme adalah kebudayaan atau beragam kebudayaan yang ada pada saat abad ke 17 yang menjadi panutan atau pandangan tersendiri bagi banyak masyarakat pada saat era tersebut. Pada abad ke 17dunia mengenal Sulawesi selatan atas keberhasilanya yang gemilang dalam menghadapi tantangan kapitalisme dan imperialism di masa silam.

Masih membahas tentang pluralisme saya akan memberikan pandangna tentang beberapa pendapat yaitu Merle Ricklefs (1974) telah memaparkan dengan baik kesenjangan antara ideology persatuan di jawa dan keterbelahan realitasnya. Mitos politik jawa seperti minangkabau atau aceh atau malakah –johor,adalah keturunan dari sumber kekuasaan dan legitimasi magis yang sama. Kekuasaan seorang raja jawa selalu menjadi ancaman bagi yang lain perjanjian kianti pada tahun 1755, dimana Surakarta dan Jogjakarta saling mengakui eksitensi legitiminasi masing masing, mungkin bru di perkenalkan oleh belanda hal ini mencpakan masalah ideology yang serius bagi raja raja jawa dan kroniknya.

Meski mengalami situasi seperti ini laju pertumbuhan Makassar tetap luar biasa hingga 3 dekade awal abad ke 16 sebelum ada pusat perdagangan di Sulawesi yang pernah memainkan peran dalam pencaturan international dan perdagangan Makassar yang ada di Indonesia tubuh secara pesat dan terus berkembang dari tahun ketahun dan menjadi pandangan tersendiri bagi masyarakatnya yang ada di daerah tersebut

Demikianlah paparan saya tentang pluralisme saya engharapkan banyak bantuan dari teman teman tentang tulisan saya ini dengan memberikan kritik dan saran kepada tulisan satya agar saya dapat memberikan perbaikan untuk menjadikan tulisan saya ini menjadi lebih menarik

Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun