Reformasi birokrasi juga harus mencakup penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku korupsi. Pemberian sanksi yang berat dan tanpa pandang bulu akan memberikan efek jera. Selain itu, perlindungan bagi pelapor (whistleblower) juga harus ditingkatkan untuk mendorong pelaporan kasus korupsi.
4. Penguatan Sistem Pengawasan Internal:
  Pengawasan internal yang kuat di setiap instansi pemerintah sangat penting. Pembangunan unit-unit pengawasan yang independen dan berfungsi dengan baik akan membantu mendeteksi dan mencegah tindakan korupsi sejak dini.
5. Reformasi dalam Rekrutmen dan Promosi:
  Proses rekrutmen dan promosi pegawai negeri harus berdasarkan meritokrasi, bukan nepotisme atau kolusi. Penggunaan tes yang objektif dan transparan serta evaluasi kinerja yang jelas akan memastikan bahwa hanya individu yang kompeten dan berintegritas yang menduduki posisi penting.
6. Pendidikan dan Pelatihan Anti-Korupsi:
  Membangun budaya anti-korupsi harus dimulai sejak dini. Pendidikan dan pelatihan mengenai etika dan integritas perlu diberikan kepada seluruh aparatur sipil negara. Kesadaran dan komitmen bersama untuk memberantas korupsi perlu ditanamkan di setiap level pemerintahan.
Dampak Positif dari Reformasi Birokrasi
Implementasi reformasi birokrasi yang efektif dapat memberikan berbagai dampak positif, antara lain:
- Peningkatan Kepercayaan Publik:
 Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat. Masyarakat akan lebih percaya bahwa pemerintah bekerja untuk kepentingan mereka, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.