Tampilan kopi ini memang menarik. Hitam bersih. Tak ada mahkota kopi (krema) yaitu buih berwarna kuning tua laiknya kopi tubruk dan espresso. Dan sepertinya sajian kopi ini menyasar mereka yang suka kopi hitam tapi bisa dinikmati dengan rasa yang 'lebih' ringan;
Ketiga, long black. Sajian kopi ini lebih dikenal di Australia dan Selandia Baru. Jadi tak heran ketika di Bali, kopi jenis ini menjadi favorit karena banyaknya turis-turis dari sana. Proses pembuatannya merupakan kebalikan dari cara americano. Air panasnya dituangkan terlebih dahulu baru dimasukkan espresso-nya. Â
Pada sajian jenis long black ini, mahkota kopi (krema) tetap ada. Bahkan terlihat cantik karena ada dua warna yang bersanding. Hitam dan kuning tua. Uniknya lagi rasanya lebih kuat dari americano. Lebih tebal dan lumayan strong.
Kalau disandingkan dengan kopi tubruk, jenis long black hampir mirip dalam penampilan dan cita rasa. Meski untuk aroma, kopi tubruk lebih complex karena bubuk kopi yang ada dalam air panas terekstrasi secara terus menerus tanpa jeda. Sehingga mahkota kopi (krema) dari kopi tubruk tampak lebih merata seperti halnya espresso.
Coffee Time
Kalau melihat ragam sajian dari kopi hitam tersebut, adakah waktu yang bisa 'dicocokkan' untuk menikmatinya? Terutama bagi para pecandu kopi. Tentu saja ini bisa dicoba.
Untuk minum kopi tubruk dan espresso sepertinya cocok dinikmati di waktu pagi saat memulai aktivitas kerja. Ditemani camilan yang manis atau makanan ringan kesukaan. Karena minum kopi jenis ini bisa membangkitkan adrenalin, semangat kerja.
Sementara long black dengan cita rasa yang tidak setajam kopi tubruk apalagi espresso, bisa pas untuk menemani kerja kembali usai jam istirahat. Cita rasanya akan me-recharge semangat kerja.
Sedangkan americano yang cenderung smooth tentunya lebih enak dinikmati di waktu santai. Sepulang kerja atau nongkrong bersama teman.
Tapi selera tetap di tangan Anda. Pilih yang mana pun, minum kopi itu memang menyenangkan!
Bogor, 28 Februari 2024Â