Sejarah membuktikan, bagaimana seorang Snouck berhasil menaklukkan jantung Islam di Nusantara, Aceh. Dan itu semua bermula dari  spirit atau semangat haji.
Semangat haji adalah semangat Nabi Ibrahim. Napak tilas perjalanan bapak monotheisme yang sarat simbol. Sebagaimana ditulis oleh Ali Syariati dalam bukunya, Makna Haji (Zahra, Jakarta, 2007). Ibadah haji bukan sekedar ritual semata tanpa substansi. Pakaian ihram adalah makna bahwa kita harus melepas ke-ego-an. Semua manusia sama di mata Allah. Tawaf tak hanya sekedar mengelilingi kabah, tetapi belajar untuk membangun harmoni sebagai manusia (ummah). Ibadah haji merupakan kepulangan manusia kepada Allah yang mutlak. Gerak kepulangan menuju kesempurnaan, kebaikan, kekuatan, serta nilai-nilai kemanusiaan.
Semuanya mengajarkan semangat yang harus dibawa begitu kembali ke kampung halaman. Menjadi haji mabrur, yang berarti mendapat kebaikan dan menjadi baik. Mengutip Hussein Jafar Al Hadar (Haji dan Rekonsiliasi Bangsa, JawaPos.com, 06/07/2019) bahwa, sejak awal Nabi Muhammad meneguhkan dalam sabdanya tentang mabrur sebagai visi seorang yang berhaji.
Melawan perilaku korup, intoleransi, ujaran kebencian, ujaran kebohongan (hoax), ketidakadilan, adalah bentuk perlawanan baru dan visi dari semangat haji sebagai bentuk amaliah kebaikan dan menjadi lebih baik. Membawa kebaikan untuk bangsa sebagai motor atau penggerak rahmatan lil alamin. Yang tak terjebak pada ego sektoral. Dan yang pasti semangat haji bukan berhenti pada spot foto yang instagramable, seperti yang pernah disinggung seorang ulama di tanah suci beberapa waktu lalu.
Bogor, 20 Juli 2021