Persetruan antara Ahok dan H.Lulung mengalahkan pemberitaan KPK VS Polri dan sepertinya masyarakat mulai tanpa sadar, menganggap berkata santun sudah seperti tak diperlukan lagi. Orang mengira, keberanian berkata-kata adalah ketika diucapkan dengan suara lantang sambil menudingkan telunjuk. Apa ada pemimpin yang pongah dan berkata congkak menantang?
Satu sisi saya salud si Ahok punya nyali lebih dibanding walikota lainnya, meski itu, bisa jadi, hanya kata-katanya yang keraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas. Tetapi tahukah Anda, bahwa pemimpin yang tegas, adalah bukan yang bisa berteriak lantang dan nyaring>>>/? Pemimpin adalah suri tauladan yg harus menjaga sikap dan ucapannya. Pemimpin menjadi sangat naif, ketika berkata kasar dan seperti preman jalanan. Tidaklah seorang pemimpin bisa dikatakan sukses, selama dirinya tidak mampu menjaga "mulutnya" dari perkataan kotor dan meyinggung perasaan orang lain.
Tajamnya ucapan lebih sakit dari tusukan pedang dan lebih anarkhis dari demo yang termakan provokasi. Â Kita sudah capek mendengar dan melihat kemunafikan merajalela disekitar kita. Hentikan berkata kasar, jaga mulut dari ucapan yang melukai perasaan orang lain, atau kita sudah seperti binatang???? Mari bicara pada hati kita, sudahkah kita jujur dalam ucapan dan tindakan??? apakah kita masih punya malu, ketika mulut tak bisa menahan dari berkata kasar???
Sekali lagi, tegas itu tak harus melukai perasaan orang lain. Tegas itu adalah menempatkan persoalan sesuai tupoksinya dan berani berkat jujur meski itu terasa pahit. Ingat, berkata jujur bukan berarti lepas kontrol dengan berkata seenak perut kita.
Pemimpin bukan hanya Ahok, bukan pula H. Lulung,,,,,,,,kita semua adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggung jawaban di depan persidangan Allah SWT. kelak.
____________________123456789_____________________________________
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H