Mohon tunggu...
Ovic Gleichen
Ovic Gleichen Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Selain suka membuat komik, saya juga suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agar Acara Menjadi Produktif

9 Oktober 2014   22:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:42 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14128425321207671973

[caption id="attachment_365166" align="alignnone" width="556" caption="foto pribadi"][/caption]

Belajar bukan sekedar untuk mengetahui,  melakukan bukan sekedar praktik lalu selesai dan sudah. Beberapa orang ketika selesai melakukan sesuatu kadang akan terhenti ketika tugas sudah selesai dan tidak ada tindaklanjut agar apa yang dilakukannya terus berkembang. Soal pekerjaan tidak harus terpaku pada bagaimana agar hasilnya maksimal, tapi relasi juga tidak boleh dilupakan. Sistem pembelajaran semacam inilah yang selalu dikembangkan di sebuah sekolah non formal Boarding School “Mbangun Desa”.

Dalam setiap kegiatan yang akan atau sedang dilaksanakan, setiap siswa harus memiliki pandangan jauh ke depan. Salah satu contohnya saat siswa disuruh melakukan sensus di sebuah desa. Dalam sensus tersebut, para siswa menemukan sebuah hal yang patut untuk diperhatikan, terutama soal akses jalan yang sulit dan minusnya pendidikan. Setelah kegiatan sensus itu selesai, mereka tidak terhenti hanya sampai disitu, tapi coba mengembangkan hasil informasi tersebut dengan mengajukan perbaikan jalan dan mendirikan sebuah sekolah swasta. Tak lupa juga menginformasikan keadaan desa tersebut melalui berbagai macam jaringan dan mitra yang mampu membantu. Bisa melalui SMS, diskusi, hingga ng-blog.

Kalau barusan soal kekurangan, kali ini yang kelebihan atau potensi yang bisa dikembangkan. Karena letak desa terpencil tersebut berada di kaki Gunung Slamet dan memiliki potensi wisata yang bagus, maka langkah selanjutnya tentu membangun dan mencoba mengembangkan potensi yang ada, caranya dengan merapikan area yang tidak terawat terlebih dahulu, baru ke pengembangan secara keseluruhan. Hal itu bisa dilakukan dengan mengajukan proposal ke pihak terkait atau instansi tertentu yang memiliki inisiasi, hak, berpandangan sama, mau bekerjasama dan kepercayaan. Dengan bekerjasama dengan dua BUMN, yaitu Perhutani dan bank BRI, Tentu support dari Kabupaten juga, akhirnya akses jalan yang sulit dilalui tersebut bisa diperbaiki. Telaga yang sudah berbentuk hamparan tumbuhan liar itu bisa di babat, dikeruk, dibendung, dan irigasi air di tambah. Untuk saat ini, lokasi tersebut sudah mulai ramai di kunjungi banyak orang. Dari remaja, komunitas seperti fotografer, rombongan keluarga dan sebagainya.

Dan... tidak selesai sampai di situ, agar tempat tersebut makin di kenal banyak orang, para siswa juga bekerjasama dengan beberapa lembaga, mitra, dan organisasi untuk melakukan kegiatan di area telaga (dan desa) tersebut. Acaranya bermacam-macam tergantung momen. Bisa acara  pelantikan, out bond, kemah, makrab dan baksos (bakti sosial) seperti yang sudah dilakukan bersama Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.

Dari hal tersebut saya juga belajar bagaimana agar bisa menerapkan model pembelajaran seperti tersebut di atas. Menurutnya tidak perlu kita terlalu berambisi untuk bisa menguasai matematika, sains dan lainnya secara tuntas tapi tidak melakukan apa-apa. Inisiasi sangat diperlukan agar kita mampu membuat bibit yang unggul. Salah satunya dengan merancang sebuah kegiatan produktif jangka panjang.

Dalam berkegiatan juga tidak dianjurkan untuk hanya sekedar ikut, lalu setelah kegiatan selesai alias bubar, ya sudah. Seolah-olah ketika acara selesai, semuanya selesai. Seharusnya ketika sudah selesai kita harus mampu berpikir lebih dari kebanyakan orang. Kalau acara yang baru dilaksanakan terkait perikanan misalnya, kita bisa saja meminta informasi dan kontak agar terbangun sebuah jaringan terkait perikanan. Kalau perlu dilakukan kerjasama. Intinya, saat pulang pra acara mereka tidak hanya membawa informasi, tapi juga teman, jaringan, dan  sudah punya konsep.

Beberapa tips agar kegiatan yang kita ikuti benar-benar produktif adalah:

1.Ketahui tema kegiatan/acaranya, setidaknya sehari sebelum hari H. Fungsinya agar saat acara berlangsung, kita sudah tahu acara apa itu sehingga ketika ada hal yang memungkinkan untuk berdialog, kita mampu menyampaikan pendapat.

2.Kenali narasumbernya. Ketahui juga kedatangannya bertujuan untuk apa agar saat ada sesi tanya jawab, pertanyaan kita bisa mengena.

3.Momen juga perlu diketahui karena sebuah momen mampu  mempengaruhi jalannya suatu acara.

4.Manfaatnya apa. Untuk beberapa orang, kadang kegiatan akan menyita waktu lain seperti bersama keluarga ataupun rekan kerja. Sebelum mengikuti acara (non undangan), jika acara tersebut di rasa tidak penting atau tidak memiliki manfaat, ada baiknya tidak perlu diikuti karena hanya akan buang-buang waktu.

5.Keuntungannya apa. Ini juga penting, terutama untuk kalangan sosialis dan aktifis. Keuntungan bukan hanya pada masalah uang, tapi juga bisa dengan kerjasama, membangun relasi, atau bahkan membuat kegiatan lagi yang lebih menarik dan membawa dampak yang lebih besar.

Tentu tips juga tidak hanya terhenti sampai di sini. Karena semakin kita melakukan banyak hal, dan bertambahnya pengalaman maka tips yang didapat juga akan bertambah banyak dan bermacam-macam... J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun