[caption id="attachment_367350" align="alignleft" width="300" caption="sumber: Pribadi"][/caption]
Sampaisaatini, Diengmasihmenjaditujuanwisata yang mengasyikkandanramaidikunjungiolehbanyakwisatawan, baikdomestikataumancanegara. Selainsensasidingin yang bolehdicobatanpaharusminumesatauberlama-lama di kolamrenang, pengunjungjugaakan di suguhidenganpemandanganalam yang berupapegunungandanbeberapaobjekindahlainnya. Ada candi, kawah, telaga, sumurraksasa, GunungPrau, hinggamatahariterbit.
Meski dilahirkan di dataran tinggi, aku yang besar di dataran lebih rendah baru tahu kalau ternyata di Dieng ada tempat favorit untuk melihat terbitnya matahari atau sunrise. Karena belum lama mendengar nama Bukit Sikunir yang dijadikan “pijakan” untuk menikmati sunrise, lebaran tahun ini aku baru memiliki dua kesempatan melihatnya secara langsung karena padahari ke-7 lebaran sunrisenya terhalang kabut tebal sehingga banyak wisatawan yang kecewa. Selanjutnya dengan mempertimbangkan cuaca, beberapa hari kemudian aku akhirnya naik lagi.
Untuk menikmatihal yang indahkadangmemangadapengorbananyang dikeluarkanmeskipun itu relatif. Dan untukdapatmenikmatimatahariterbitterbaik di Asia Tenggara ini, pengorbanannyahanyaberkaitandengantemperatur yang dingin. Beradapadaketinggian sekitar 2.300 mdplmenjadikanDiengsebagaidatarantertinggi di PulauJawa. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau(Juli dan Agustus), di pagi hari suhu udara dapat mencapai 0°C.
Lokasi indah itu terletak di sebelah barat Desa Dieng, aku dan teman-teman biasa OTW ketempat itu dengan motor menjelang maghrib, karena jika sudah gelap biasanya tubuh akan terus menggigil menahan dingin. Dari kawasanTelagaWarna, sekitar30-an menitkemudiankitaakandisambutolehgapurawarnahijaubertuliskan“Welcome to Sembungan Village” yang berartiselamatdatang di DesaWisataSembungan. Desatertinggi di PulauJawa.
Agar biasmasuk, wisatawancukupmerogohdompetnyadanmembayarRp. 5000 @orang. UntukAnda yang barusekalikeDiengjugabiasmenggunakanjasaguide yang biasamengenakanseragamberupajaketberbahanparasutberwarnamerahkombinasihitam.
[caption id="attachment_367357" align="alignnone" width="448" caption="Sumber: Pribadi"]
Soalpenginapanadaduaopsi: Menginap di home stay yang tersedia di desa, ataumenyewatendadanbermalamdi tepitelagaCebong yang berada di sebelahtimur Bukit Sikunir. Jikaada yang membawapancing, Andajugadiperbolehkanuntukmemancing di telagatersebut. Kalaukedinginandanbutuhkehangatantidakperlukhawatirkarenaadapenjualminuman,makananhangat, danpenjualkayubakar.Tidakada yang membuatcampataumendirikantenda di atasbukit, alasannyabukankarenaudaranya yang amatdingin, tapilebihpada keamanan dan pemeliharaanlingkungan.
[caption id="attachment_367351" align="alignleft" width="300" caption="sumber: Google Earth"]
Menjelangpagisekitarpukulsetengahlimaakudanteman-temansudahbersiapuntuklets go. Yup, agar biasmelihatsunrisesejaktitikawalrekahan, sebisamungkin jam limapagiharussudahberada di atasbukitmeskisunrisenyaakanmunculpada jam lima lebihbelasanmenit. Kami harusjalan kaki sambil berdesakan dengan berbagai macam orang selamakuranglebih 15-30 menituntuksampai di pucukbukit. Jikasedangramai, biasanya saat weekend atau liburan, pendakiharussabar dan hati-hati karenarutenya agak sempit dengan tebing curam di sebelah kirinya.Inimerupakantitikpenantiandanperjuangankecilyang akanmenentukannasib. Karenajikabelumberuntung, cuaca yang berkabutjustruakanmenghalangicahayakeemasantersebut.
Sambilmenunggu, saat di puncakpengunjungjugabiasmenikmati kopi ataususujahehangatkarenaadapenjual yang sudahstand bylebihawaldari para wisatawan.
Akhirnya yang ditungguhmulai menampakkan diri. Hilangsudah rasa lelah kami. Langit yang tadinyaberwarnakelabu semi gold, kinisudahsemakinberwarnacerahkuningkemerah-merahan. Pantulancahayadaribalikgunungmengenaiawan-awan tipis sehinggamemunculkanefekgambarsepertiselendang para Dewi yang berterbangan di udara. Akudanrombonganteman yang datangjauh-jauhdari Lampung langsungmencaritempatterbaik agar bisamengabadikan momen tersebutsecaramaksimal.
[caption id="attachment_367358" align="alignnone" width="448" caption="Sumber: Pribadi"]
Semburatcahayakeemasansudahmulaiterasahangat menyinari tubuh kami dan para pengunjung yang sebagianbesarsudahondalamjepretankameranyamasing-masing. Bukit Sikunir yang ketika kami dakiberwarnagelap, kinisudahberubahmenjadikuningsepertikunir. ItulahmengapadisebutdengannamaSikunir.
Setelahpuasmenikmatipagiterbaik di Asia Tenggara, kini kami harusturunbukitkarenamasihadaacara penutup. Yaituberjemursembarimemancingikandi telaga.
[caption id="attachment_367359" align="alignnone" width="448" caption="Sumber: Pribadi"]
Di antara Kompasioner sudah ada yang pernah berkunjung? Jika ada yang belum, datanglah... Nikmati, renungi, dan resapilah karya sang Maha Pencipta...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H