Mohon tunggu...
mado rusman
mado rusman Mohon Tunggu... Konsultan - menulis untuk mengingat

karena peristiwa bisa terlupa tanpa ada aksara termakna

Selanjutnya

Tutup

Music

Kandungan Ayat Quran dan Hadits pada lirik Gala Bunga Matahari - Sal Priadi

5 Juli 2024   13:30 Diperbarui: 5 Juli 2024   13:38 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Gala Bunga Matahari', satu dari 15 lagu yang ditulis Salmantyo Ashrizky Priadi dalam album terbarunya: MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS, kamu bisa mendengarkannya bahkan dengan tidak disengaja dimanapun, ketika kamu memesan secangkir kopi di cafe langgananmu, membeli makanan ringan di mini market, atau dari radio ketika kamu terjebak macet sepulang kerja. yang mungkin awalnya lewat begitu saja hingga sepenggal lirik itu berulang di kepalamu: "mungkinkah.. mungkinkah? kau mampir hari ini" dan kamu mulai menikmati lagunya, mendalami liriknya, lagu yang beberapa hari lalu hanya lewat saja kini menjadi lekat dan personal. tapi apa yang membuat demikian?

Kamu mulai mengaitkan larik liriknya dengan berbagai peristiwa di hidupmu, dengan segala yang kamu tahu, dan segala perumpamaan yang kamu pahami, kamu mencari bagaimana bisa frasa-frasa tersebut bisa tertuang dan berharmoni dengan nada-nada yang mengalun, dan kamu menemui banyak hal menarik dari lirik tersebut seperti:

"jadilah bunga matahari"

kenapa bunga matahari ya? jika kamu memaknai lagu ini sebagai koneksi antara kamu yang ditinggalkan dan ia yang meninggalkan, apa hubungannya dengan bunga matahari ya? sedangkan kamu jarang temui bunga matahari dalam prosesi pemakaman, adapun pemaknaan simbolnya amat sangat subjektif. Namun, kamu memaknai bunga matahari di lagu ini  karena ia memiliki jam biologis atau juga dikenal dengan istilah circadian rhythm yang menyerupai manusia, bagaimana ia terbangun dan tertidur, juga bagaimana ia patuh terhadap garis matahari sehingga mudah dipersonifikasikan.

"Adakah sungai sungai itu benar benar Dilintasi dengan air susu?"

kalimat yang mungkin jarang terdengar, tapi pernah, dan melekat. pertanyaannya kapan dan dimana?

mungkin pernah dalam lelahmu bersandar di pilar masjid ketika Jumat siang, atau dalam rutinan keluargamu, atau di mushola ketika kamu belajar mengaji dulu, entahlah, tapi jelas ini ada hubungannya. Hingga takdirmu menemui ayat itu: "Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa (adalah bahwa) di dalamnya ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, sungai-sungai air susu yang rasanya tidak berubah..." ya, Surat Muhammad ayat 15. Semacam doa menyertai sebuah keyakinan: Ia sudah bahagia di Surga sana.

"Juga badanmu tak sakit sakit lagi Kau dan orang orang di sana muda lagi"

di momen dimana kamu mendengar kalimat sebelumnya, kamu juga mendengar kalimat ini, mungkin dari seorang dibalik mimbar, atau dari orangtuamu di dalam kamar kalimat itu terngiang di kepalamu: Nanti, di Surga, orang-orang akan kembali dalam bentuk ketika ia muda, dan segala kesakitannya di dunia tidak terasa lagi. hingga takdir mempertemukanmu dengan hadits ini: "Sesungguhnya kalian akan tetap sehat dan tidak pernah sakit lagi, kalian akan tetap hidup dan tidak pernah mati lagi, kalian akan tetap muda dan tidak pernah tua renta lagi, kalian akan terus berbahagia, dan tidak pernah merasa sedih dan menderita lagi," (Shahih Muslim) dan "Siapa pun ahli surga meninggal, muda atau tua, akan berusia tiga puluh tiga di surga dan tidak akan pernah tumbuh lebih tua, demikian juga ahli neraka." (HR. Tirmidzi)

Diujung lagu kamu termenung, dia sedang apa ya disana? rasakan ia memelukmu dari belakang, mengharapkanmu menghabiskan sisa usiamu sebaik-baiknya, hingga bisa bertukar cerita lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun