Mohon tunggu...
Madi Ar-Ranim
Madi Ar-Ranim Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Berkaryalah Selama Anda Masih diberikan Kesempatan untuk Hidup dan Menulislah Selama Anda Masih Menikmati Indahnya Kehidupan"(Madi Ar-Ranim).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mawar Merah untuk Ibu

30 November 2014   06:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:28 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oh... Ibu, belahan hatimu selalu untukku
Kasih mu bagaikan awan yang biru
Pelukanmu bagaikan hembusan angin yang tak akan menipu
Belaian tangan mu begitu melembutkan qalbu
Oh... Ibu, sembilan bulan aku dikandungmu
Hidup seorang diri, tapi terasa lembut dan tenang dipangkuanmu
Sakitkah engkau ketika aku dikeluarkan dari perutmu?
Gembirakah engkau ketika aku keluar dari perutmu?
Banyak titihan hidup yang engkau jalani
Rintangan, hambatan dan rintangan engkau hadapi
Tapi, aku merasa berdosa tanpa mendampingi
Aku menyesal atas tingkah laku yang selama ini
Selamanya aku tak pernah berbuat baik terhadap matamu yang masih terbuka
Harta, jiwa, rohani bahkan ilmu pun aku dapatkan dari engkau semua
Kasih sayangmu begitu besar bagi dunia
Pengorbananmu begitu ikhlas hingga menutupi alam semesta
Oh... Ibu, bukalah matamu.... aku hanya ingin mengungkapkan satu kata
Maafkan aku ibu, hanya bunga mawar inilah yang mengharumi engkau selamanya
Kini, aku menyesal dan akan selalu menyertaimu disetiap aku berdo’a.

(Asrama Etos Surabaya, 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun