Dalam ilmu pendidikan, anak2 balita bahkan sampai masa puber, memorinya masih putih bersih, orang bilang tabula rasa.
Kesalahan para pendidik terutama di tingkat orang tuanya ialah mecoreng-moreng memori anaknya dengan mengisi keyakinan yang dimilki orang tuanya, sehingga anak itu akan tercetak menjadi seperti pemikiran orang tuanya.
Lebih salah lagi jika orang tuanya mempercayakan pendidikan anaknya kepada guru agama yang masih bau kencur, yang belum bisa mebedakan antara Tuhan dengan Manusia, dia pasti akan mempersekutukan Allah dengan Manusia.
Mempersekutukan Allah artinya menyamakan Allah. Contoh : Kamu sebut Allah Murka, artinya kamu menyamakan Allah dengan manusia yang bisa murka, artinya kamu telah mempersekutukan Allah dengan Manusia. Dalam Lukman-13 dikatakan " Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar suatu kezaliman yang besar.
Makanya didalam Panca Sila Bung Karno tidak mau mepersekutukan Allah dengan siapapun , dengan apapun, hanya memberikan keimanan dan keyakinan kepada Allah, karena kepadanyalah kita akan menyatu.
Dalam sistem pendidikan Panca-Sila tidak ada pendidikan Agama, yang ada adalah pendidikan Budi Pekerti, pendidikan moralitas. Coba baca lukman 14-15 : Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapanya (pendidikan budi pekerti) .
Jika kedua orang tuamu memaksamu untuk memersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada dalam pengetahuanmu tentang itu, ( pendidikan agama) janganlah kamu mengikuti keduanya, bergaullah dengan mereka didunia dengan baik (moralitas) , dan ikutilah orang2 yang kembali kepadaku /para sufi (Ketuhanan yang maha Esa)
Jika orang tua kalian mengajarkan agama yang salah, mempersekutukan Allah dengan manusia, jangan ikuti ajaran mereka, tetapi hormatilah mereka sebagai orang tua kalian. (Luk:15)
Tidak salah kalau Bung Karno mengatakan Pesantren Sontoloyo menghasilkan Islam Sontoloyo, yaitu Islam yang tidak mengenal Tuhan, mempersekutukan Allah dengan manusia.
Pelajaran tentang Tuhan harus diketahui, jangan kamu mengkuti ajaran tentang Tuhan yang kamu tidak ketahui, hal ing mengajarkan anak2 menjadi cerdas. Guru2 agama, Ustas atau Kiayi yang tidak mengetahui tentang Tuhan pasti akan mempesekutukan Allah dengan manusia, tetapi kalangan sufi yang tahu tentang Tuhan tidak akan mau bicara tentang Tuhan kepada anak2, kecuali kepada mereka yang sudah mateng, benar2 rindu kembali kepada Tuhan.
Kalau kamu bersyukhur, berdoa, berkorban, berbuat baik, bukan untuk Allah, tetapi untuk dirimu sendiri, karena dengan berbuat seperti itu , tanpa kamu sadari kamu telah mendekatkan diri kepada Tuhan.(luk:12)