Mohon tunggu...
Made Teling
Made Teling Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Satinah Adalah Ksatria Indonesia

28 Maret 2014   03:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa Indonesia tidak mau dihina, disiksa , dilecehkan, bahkan direndahkan seperti binatang . Sekalipun sebagai  TKW, darah  indonesia  Satinah  mendidih, dia  membalas penghinaan itu sekalipun harus dengan membayar dengan nyawanya.

Rupanya dia tidak mau dihina dengan membawa bayi2  haram  ke tanah leluhurnya Indoesia,  sebab bayi2 haram itu akan menodai bangsa Indoensia. Lain lagi  banyak  korban anak bangsa yang cacat bahkan menjadi mayat dikembalikan ke Indonsia .

Satinah adalah salah satu pahlawan pembela harga diri bangsa patut di bela oleh seluruh rakyat Indonesia, tetapi sangat di sayangkan  tanggapan Presdien Indonesia, malah sebaliknya menghina Satinah, dengan mengatakan tidak akan memakai uang negara untuk menebus darah  Satinah.

Sebagai bangsa Indoensia pantaskan SBY menjadi pemimpin bangsa ini....? Sepuluh tahun dia berkuasa  Iandonesia berlayar  seperti   kapal tanpa  nahoda, rakyat bekerja keras mempertahankan hidupnya sehingga negera tetap kokoh, karena ideologi negara yang kuat, bukan karena presiden yng seharian sibuk mengurus koalisi yang memikkul kursinya sebagai presiden.

Kalau saya sebagai presiden , saya akan tarik seluruh tkw dari Arab agar  tidak ada lagi anak bangsa yang di hina dan dilecehkan bahkan disuruh mengasuh bayi haram sebagai penghinaan terhadap bangsa Indonesia.

Kita ambil contoh  Bung Karno, dia dijanjikan jabatan tinggi, di hina bahkan dipenjarakan sekalipun, dia tidak mau mengabdi kepada Belanda yang menghina bangsanya  . Banyak tokoh2 pahlawan nasional memilih mati daripada dihina penjajah.

Kalau Satinah memilih mati untuk membela harga diri bangsanya merupakan tindakan sepontan yang muncul dari dalam  dirinya sebagai  luapan darah bagsa Indoneasia yang tidak mau di jajah.

Kalau SBY dan para penjabat masih sungkem kepada Arab Saudi menunjukkan bahwa negara kita belum merdeka, bangsa kita sekarang menjadi koloni  Arab Saudi, setiap tahun bayar upeti. Secara ideologi kita juga di jajah barat terutama AS.  Sby  di dikte  soal2  HAM senghingga tidak berani bertindak, tetapi pak Hasrto dan Bung Kngkarno mempunyai batasan Ham sendiri.

Sekarang saatnya kita memilih Presiden yang berani dan mampu membawa Indonesia kedalan duania bebas, tidak ditekan oleh  bagsa manapun juga, jangan memilih capres yang tidak mampu membina satu rumah tangganya. Kalau memimpin satu rumah tangga saja berantakan, apalagi memmpini negara , semua ucapan2nya dalam kempanye adalah omong kosong belaka.

Saya ucapkan selamat kepada  Satinah, sekalipun mati raga,  anda termasuk pahlawan pembela seluruh TKW yang menjadi korban pelecehan dan penghinaan bangsa lain

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun