Mohon tunggu...
Made Adhi Gunadi
Made Adhi Gunadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

travel enthusiast, akademisi pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sustainable Tourism dan Ekonomi Kreatif Sudah Menanti

30 Desember 2011   07:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:34 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Catatan dari Wisuda Pertama Program Pascasarjana STP Trisakti

Di tengah gejolak ekonomi global, wisatawan nusantara dan ekonomi kreatif kian berperan sebagai penggerak utama pariwisata nasional. Demikian salah satu pokok pikiran yang dikemukakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat memberikan sambutannya pada upacara wisuda program Pascasarjana STP Trisakti, 14 Des 2011 lalu. Lebih lanjut, Ibu Mari mengemukakan bahwa wisatawan nusantara tidak saja jumlahnya sangat besar, namun uang yang dibelanjakannya juga lebih besar dibanding wisatawan mancanegara. Karenanya, hal ini tidak dapat diabaikan dalam pembahasan tentang pariwisata Indonesia.

Lebih lanjut, ibu menteri memaparkan hasil terbaru International Travel and Tourism Index yang baru saja dilansir pada World Economic Forum. Daya saing pariwisata Indonesia kini ada di peringkat 74 dari 139 negara –naik 7 peringkat dibanding survey sebelumnya tahun 2009— namun tetap tertinggal dibanding Thailand (peringkat 41), Malaysia (#35) dan Singapura (#10). Survei tersebut juga mengemukakan kekuatan dan kelemahan pariwisata nasional. Kekuatan tersebut adalah pesona alam, kekayaan budaya (termasuk di dalamnya produk industri kreatif yang kuat), serta harga yang kompetitif (value for money). Sementara kelemahan Indonesia, seperti yang sudah banyak diketahui, adalah buruknya infrastruktur terutama transportasi, masalah keamanan dan masalah sustainable tourism.

Sesuai kewenangan yang dimiliki, kementerian telah mencanangkan sejumlah program seperti program pantai bersih, meningkatkan kebersihan bandara, mengembangkan destinasi sesuai prinsip sustainable tourism, mengarahkan pemasaran wisata pada wisata minat khusus langsung ke komunitas wisatawan potensial, serta yang terutama : menumbuhkan sentra industri kreatif di tiap kota utama. Kehadiran sentra industri kreatif diyakini dapat meningkatkan nilai tambah produk wisata, sekaligus dapat menjadi destinasi wisata tersendiri. Selain itu, industri kreatif juga dapat memperkuat national branding dan menjadi media promosi pariwisata yang efektif. Ibu Mari lalu menyebutkan film Sound of Music (Austria) dan Eat, Pray and Love sebagai contoh bagi argumennya.

Paparan Ibu Mari tersebut sungguh menjadi pengingat akan besarnya potensi sekaligus tantangan yang dihadapi para wisudawan. Sebagai sarjana Magister Pariwisata angkatan pertama yang dihasilkan institusi pendidikan nasional, kiprah nyata para wisudawan sangat dinantikan. Pada wisuda kali ini, terdapat 25 wisudawan yang dilantik, dengan rincian 14 orang dari program Magister Sains Pariwisata dan 11 orang dari Program Magister Pariwisata. Mereka mengambil berbagai peminatan yaitu Destinasi, Pemasaran, Kuliner, Heritage, MICE dan SDM. Wisudawan terbaik diraih oleh Adestya Ayu dan Lestari Ningrum dari program MSi.Par, serta Freddy Kurniawan dan Carwi dari program MPar. Yang juga menggembirakan adalah 17 wisudawan berhasil lulus dengan predikat cum laude. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi angkatan pertama program Pascasarjana STP Trisakti.

Digelar di Ruang Merak Jakarta Convention Center, acara wisuda diselingi dengan penampilan UKM tari, paduan suara dan kolintang mahasiswa STP Trisakti yang menawan. Terlebih aksi kolintang yang enerjik, mendapat sambutan sangat meriah dari seluruh hadirin. Sambutan pembuka dari Dr Ida Anak Agung Gede Agung juga tidak kalah bernas. Beliau mengingatkan akan posisi pariwisata Indonesia yang masih tertinggal di tingkat regional, sekaligus dampak mass tourism bagi lingkungan dan masyarakat. Isu lingkungan dan sustainable tourism juga dikemukakan oleh Dr Abe Susanto dari Kemendikbud. Dr Abe menggarisbawahi pentingnya isu ekologi di bidang pariwisata, dan salah satu potensi besar sustainable tourism Indonesia yang belum tergarap adalah eco-marine tourism. Bahkan beliau berjanji siap mendukung dengan pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang hendak menekuni marine tourism. Sungguh tawaran yang menggiurkan.

Banyak memang peluang, tantangan dan harapan pariwisata Indonesia yang telah menanti di depan. Dan kehadiran para wisudawan magister pariwisata angkatan pertama ini diharapkan dapat merintis jalan salah satunya menuju sustainable tourism yang bersimbiosis dengan ekonomi kreatif. Semoga.

Ciputat, 30 Des 2011.

* * *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun