Mohon tunggu...
Made Adhi Gunadi
Made Adhi Gunadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

travel enthusiast, akademisi pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Piala Asia dan Wisata Olahraga*

8 September 2012   06:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:46 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nonton langsung Piala Asia 2007 Indonesia vs Korsel di Stadion GBK Senayan

Indonesia memang kalah versus Korsel di Piala Asia, tapi sukses ikutannya... terus bertambah. Salah satunya adalah wisata olahraga, wisata bola tepatnya. Menjelang hari H pertandingan, tiket menjadi barang paling diburu puluhan ribu calon penonton yang berdatangan dari seantero Jabotabek, Bandung, Solo dll. Saat hari H Rabu 18 Juli, jalanan di sekitar Senayan padat merayap di semua arah. Makanya waktu berangkat bareng Deli, diputuskan naik busway aja biarbebas macet.

Turun di halte depan Graha Niaga, jembatan penyeberangan maupun trotoar kiri kanan jalan sudah penuh dengan penonton yang menyemut ke arah plaza selatan GBK. Bunderan air mancur di plaza ini memang jadi meeting point dengan rombongan Bandung yang dikomandani Tia. Berkat teknologi HP, gampang aja ketemu ditengah lautan penonton itu. Sempat waswas dengan citra supporter bola yang bonek dan suka bikin rusuh, ternyata yang penonton yang datang malah penuh gaya. Semua berusaha tampil keren dalam kaos warna merah, putih, atau hijau. Atau malah masih dalam balutan baju kantor seperti Deli itu. Selain anak-anak yang diajak ayahnya, ternyata banyak juga penonton ceweknya. Di tengah lautan penonton cowok, mereka jadi kelihatan lebih cantik-cantik hehehe…

Untuk masuk ke stadion, mesti melewati pemeriksaan tiket berlapis 3! Ini memang standar (baru) dari AFC untuk memastikan hanya mereka yang bertiket yang bisa mendekati stadion. Lapis pertama untuk masuk ke sisi dalam plaza (yang difungsikan jadi Fan Village), lapis kedua untuk masuk ke lingkar luar stadion (tempat biasa untuk jogging itu lho), lalu baru lapis ketiga masuk ke stadion sesuai kategorinya. Di gerbang terakhir tas bawaan ikut diperiksa. Yang bawa botol (plastik) minuman mesti ditukar dengan kantong plastikk yang disediakan petugas. Nah, rombongan Tia termasuk yang mesti transfer. Sebetulnya di tas juga bawa botol pet Pocari, tapi berhubung tas Ripcurl nya mungil jadi gak diperiksa dan lolos hehehe…

Di dalam stadion, ternyata penonton udah buanyak ---padahal yang belum masuk stadion juga sama banyaknya. Lupakan soal nomer tempat duduk, karena yang berlaku adalah siapa cepat dia dapat tempat strategis. Tia cs di depan uyuk-uyukan cari tempat, akhirnya dapat persis di dekat pagar batas kategori 3 dan 2. Deretan tempat duduk semua beralih fungsi jadi tempat berdiri karena semua pilih berdiri takut kehilangan momen jelang pertandingan. Lalu presiden SBY masuk tribun VVIP, pemain masuk lapangan, dan Indonesia Raya berkumandang. Magisnya suasana bikin merinding waktu ikut nyanyi, jarang-jarang kan kayak gini?
Priiit! Pertandingan pun dimulai. Sepanjang pertandingan, aneka yel dan lagu dukungan disuarakan penonton. Sesekali sambil ber Mexican wave yang khas itu. Keren deh! Tentu saja, acara berfoto ria juga muncul di sana sini (bahkan sejak di luar stadion malah). Rombongan cewek manis di sector sebelah malah bawa handycam segala. Namanya juga lagi berwisata bola kok hehehe. Sayangnya, sesekali juga ada umpatan ke wasit ---yang ini agak berlebihan sebetulnya. Bapak di sebelah semangat sekali waktu menghujat wasit, padahal dia sambill nggendong anaknya. Ck ck ck, coba teladan apa nanti yang akan diambil sang anak?
Meski gawang Indonesia bobol di babak pertama, dukungan tetap tak putus sampai akhir pertandingan. Kelihatan memang kalo kesebelasan Indonesia masih kalah kelas dengan Korsel. Pertahanan mereka rapat dan disiplin, susah banget ditembus. Untungnya, barisan depan mereka juga gak begitu tajam, jadi bisa diimbangi tim Merah Putih. Waktu hasil akhir nggak berubah, penonton bisa maklum. Kecewa tapi puas.

Kalau bisa seperti ini terus, masa depan sepakbola kita dijamin lebih cerah. Penonton melimpah namun tetap tertib dan lebih dewasa. Kredit tersendiri untuk petugas keamanan (di dalam dan di luar stadion) yang,tegas tapi tetap simpatik, nggak sekedar tampil sangar kayak dulu. Karena SBY ikut nonton, mereka juga bertebaran dimana-mana. Penonton cewek yang makin banyak bikin pemandangan nggak gersang, pastinya juga bikin makin banyak yang tertarik jadi pemain bola professional. Sementara penonton anak kelak akan jadi penerus kiprah Aiboy, Utina, Ridwan ataupun Markus cs. Singkatnya, gelaran Piala Asia ini menunjukkan bahwa pertandingan bola bisa jadi iven wisata olahraga yang positif, aman dan memikat lebih dari 80 ribu “turis bola” hanya dalam 1 hari. Ajang Olimpiade, Piala Dunia, Piala Eropa, F1, Grand Slam dll terbukti sukses menjadi hajatan prestasi sekaligus wisata yang memikat. Dalam konteks ini, kita patut antusias atas dipilihnya Bali sebagai tuan rumah Asian Beach Games 2008 nanti. Bayangkan jika panitia bisa mengemas iven semacam ini dengan lebih terencana, terorganisir, dan terpublikasi secara rapi. Bayangkan potensi atlet, ofisial, media, supporter yang berdatangan. Bayangkan jika Indonesia lolos ke babak berikutnya. Bayangkan efeknya pada usaha konveksi, mediadan transportasi yang laris manis. Satu lagi, bangkitnya kebanggaan ber Garuda ria. Ini yang nggak ada tandingannya!

Foto bisa dilihat di http://madeadhi.multiply.com/photos/album/7

Ciputat, 20 Juli 2007, 17.00 WIB

* Ini adalah tulisan lama (tahun 2007, sebelumnya ada di blog Multiply) yang kini sengaja ditayang ulang demi  menjangkau audiens lebih luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun