Globalisasi telah menyebabkan perubahan di pasar dunia, salah satunya adalah liberalisasi perdagangan. Liberalisasi perdagangan merupakan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan perdagangan (baik tarif maupun non tarif) guna meningkatkan arus barang dan jasa.
Salah satu bentuk dari liberalisasi perdagangan adalah dibentuknya organisasi APEC. APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) merupakan forum kerjasama ekonomi antara 21 negara yang berada di Samudera Pasifik. 21 negara anggota APEC terdiri atas Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Chile, Filipina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Papua Nugini, Peru, Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Viet Nam.
APEC memiliki karakteristik yang berbeda dengan forum kerja sama ekonomi yang lain. Â APEC memiliki sifat yag tidak mengikat (non-binding). Keputusan yang dihasilkan dari forum ini dihasilkan dengan kemufakatan dan implementasinya bersifat sukarelawan (voluntarism).Selain itu, APEC didirikan berdasarkan prinsip-prinsip komprehensif, konsultatif, fleksibel, dan transparan, serta regionalisme terbuka dan pengakuan atas perbedaan pembangunan antara negara maju dan negara berkembang.
Salah satu  kebijakan yang dihasilkan APEC yaitu Asia-Pacic Economic Cooperation (APEC) Policy Considerations for Developing Cross-Border Payments and Remittances pada tahun 2022. Seiring dengan meningkatkanya aktivitas ekonomi global, pengembangan pembayaran lintas batas menjadi salah satu cara dalam mempercepat konektivitas digital. Sistem ini hadir sebagai hasil dari tren digitalisasi transaksi keuangan yang semakin meluas. Pembayaran lintas batas berpotensi meningkatkan perdagangan internasional sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan global.
Kegiatan APEC bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran di kawasan Asia Pasifik melalui perdagangan, investasi, dan bentuk kerjasama ekonomi lainnya. Misi APEC adalah untuk mempromosikan integrasi ekonomi di antara negara-negara anggota Asia Pasifik dan menyediakan tempat bagi para pelaku korporasi swasta dalam mengatasi masalah ekonomi dan perdagangan. Sejak awal, APEC telah mendorong penghapusan tarif dan hambatan perdagangan lainnya, meningkatkan efisiensi ekonomi domestik, dan meningkatkan ekspor negara anggota.
Tujuan utama APEC tertuang pada visi jangka Panjang APEC Putrajaya Vision 2040, yang disepakati pada tahun 2020. APEC Putrajaya Vision 2040 merupakan kelanjutan dari Bogor Goals yang merupakan visi jangka Panjang APEC sejak 1994. Visi ini yang selanjutnya menjadi landasan APEC 20 tahun ke depan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2040 adalah: "Our vision is an open, dynamic, resilient and peaceful Asia-Pacific community by 2040, for the prosperity of all our people and future generations."Â
Di bawah Keketuaan Amerika Sserikat, Tema APEC pada tahun 2023 yaitu, "Creating a Resilient and Sustainable Future for All". Tema ini merupakan upaya untuk mencapai Putrajaya Vision 2040. Amerika Serikat menekankan dedikasinya untuk mempromosikan tema-tema besar seperti kemampuan pemulihan rantai pasokan, konektivitas, digitalisasi perdagangan, peluang bagi UMKM, perubahan iklim, dan kelestarian lingkungan. Masalah lain meliputi Ketahanan pangan, korupsi, kesehatan, pencegahan korupsi, pemberdayaan hak ekonomi bagi perempuan, dan bantuan kepada masyarakat rentan juga menjadi agenda utama.
Manfaat APEC Bagi Negara Anggota
Negara-negara berkembang yang menjadi anggota APEC akan terbantu dalam meningkatkan infrastruktur ekonominya, melakukan industrialisasi lebih cepat, dan memfasilitasi transfer teknologi yang dibutuhkan di era globalisasi. Hal ini akan mengurangi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Menjadi anggota APEC akan membantu mempertahankan pasar bagi komoditas negara anggotanya. Selain itu, menjadi anggota APEC dapat menarik investasi asing yang dapat meningkatkan pertumbuhan indtrusti negara anggota APEC
APEC berusaha untuk memastikan bahwa semua penduduk Asia-Pasifik dapat berpartisipasi dalam ekonomi kawasan yang berkembang pesat. Misalnya, proyek APEC mengajarkan keterampilan digital kepada masyarakat terpencil dan membantu perempuan adat mengekspor barang mereka ke luar negeri. Negara-negara APEC juga menerapkan program untuk meningkatkan efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya hutan dan laut yang berkelanjutan dalam menghadapi  perubahan iklim.
Karena komposisi keanggotaan APEC terdiri dari negara maju dan negara berkembang, salah satu tujuan utama APEC adalah mendekatkan ekonomi maju dan berkembang. Di bidang liberalisasi perdagangan dan investasi, APEC telah mengimplementasikan sejumlah program dan kegiatan rill yang menghasilkan peningkatan ekspor regional sebesar 113% untuk negara berkembang atau 2,5 triliun dolar AS, dan peningkatan investasi asing langsung sebesar 475 % untuk negara berkembang.