Demokrasi sejati melampaui sekadar system politik yang memberikan hak suara kepada setiap individu. Ini adalah ekosistem di mana masyarakat secara aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan, berkomitmen pada nilai-nilai keadilan, dan menghormati hak asasi manusia.Â
Namun, demokrasi sering kali terancam oleh disinformasi, polarisasi sosial, dan rendahnya kesadaran publik mengenai peran mereka. Untuk mengatasi tantangan ini, reformasi pendidikan menjadi langkah strategis yang tidak terhindarkan.
Pendidikan berfungsi tidak hanya sebagai alat untuk meningkatkan kecerdasan bangsa, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun fondasi demokrasi yang solid. Demokrasi memerlukan warga negara yang tidak hanya memahami hak dan kewajiban mereka, tetapi juga mampu berpartisipasi secara aktif dan kritis dalam kehidupan sosial. Sayangnya, rendahnya tingkat literasi politik, ketidakadilan sosial, dan kesenjangan pendidikan sering kali menjadi hambatan utama.
Dalam konteks ini, pendidikan memiliki tiga fungsi utama: Meningkatkan Kesadaran akan Hak dan Kewajiban. Pendidikan memberdayakan individu untuk memahami hak-hak fundamental mereka, seperti kebebasan berekspresi, hak atas keadilan, dan akses terhadap layanan publik.Â
Di sisi lain, mereka juga didorong untuk memenuhi kewajiban, seperti mematuhi hukum, membayar pajak, dan menjaga ketertiban umum. Menanamkan Prinsip-prinsip Demokrasi.
 Demokrasi sejati memerlukan warga yang toleran, menghargai perbedaan, dan mampu berkomunikasi secara konstruktif. Pendidikan berperan krusial dalam menanamkan nilai-nilai ini, baik melalui pelajaran formal seperti kewarganegaraan maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti debat dan diskusi kelompok.Â
Membentuk Individu yang Berpikir Kritis. Demokrasi sering kali terpapar pada ancaman manipulasi informasi dan populisme. Pendidikan berkualitas melatih individu untuk berpikir kritis, menganalisis fakta, dan mengevaluasi argumen berdasarkan bukti yang sah.
Revolusi Pendidikan: Tindakan yang Perlu Diambil?
Revolusi pendidikan merupakan transformasi signifikan dalam system pendidikan untuk menghadapi tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan demokrasi. Langkah-langkah konkret yang perlu diambil meliputi: Pendidikan Universal (Inklusivitas), demokrasi dapat berfungsi dengan optimal hanya jika semua warga negara memiliki akses yang setara terhadap pendidikan. Oleh karena itu, revolusi pendidikan harus mengutamakan eliminasi kesenjangan akses.Â
Ekspansi Infrastruktur Pendidikan: Mendirikan sekolah di wilayah terpencil dan menyediakan fasilitas yang memadai untuk pembelajaran. Beasiswa dan Bantuan Keuangan: Berikan dukungan kepada siswa dari keluarga kurang mampu untuk menurunkan angka putus sekolah. Pendidikan Khusus: Fasilitasi akses bagi individu dengan disabilitas untuk menjamin inklusivitas total dalam system pendidikan.Â
Langkah berikutnya adalah reformasi Kurikulum, Kurikulum yang relevan merupakan kunci untuk membentuk individu yang memahami demokrasi. Kurikulum harus dirancang untuk: Menekankan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia: Pendidikan kewarganegaraan harus mencakup isu-isu seperti keadilan sosial, toleransi, dan tanggung jawab lingkungan.Â