5) Keragaman
Aspek ini menyangkut pada keragaman aktivitas yang bisa dilakukan. Ruang publik harus menyediakan sarana yang mendukung keragaman aktivitas yang bisa dilakukan. Hal ini penting agar ruang publik terhindar dari kesan kaku dan monoton. Ruang publik harus dinamis, memberi banyak pilihan warga untuk bermain. Disamping itu, aspek keragaman juga berarti keragaman latar belakang, budaya dan ide antar warga kota yang berkumpul di ruang publik untuk bertukar pikiran (Borrup, 2010).
Penutup
Pada akhirnya, ruang publik merupakan sarana perkotaan yang ketersediaan harus terus diupayakan. Disaat lahan perkotaan semakin terbatas, eksistensi ruang publik harus tetap dipertahankan untuk mewujudkan lingkungan kreatif bagi warga kota. Nilai-nilai manusiawi harus tetap tumbuh sebagai penyeimbang wajah kota yang semakin angkuh.
“Public Spaces for All”, sebagai tema yang diangkat pada peringatan Hari Habitat Dunia tahun 2015 ini merupakan momentum yang tepat untuk mendorong upaya pemerintah dalam menyediakan ruang publik sehingga dapat mewujudkan lingkungan kreatif. Sebab, kreativitas warga kota tak boleh padam. Lingkungan kreatif bagi warga kota harus diwujudkan demi terciptanya habitat yang berkelanjutan.
***
Referensi:
Borrup, Tom. 2010. Shaping a Creative Milieu : Creativity, Process, Pedagogy, Leadership and Place dalam Journal of Urban Culture Research. Vol. 1. 2010. Faculty of Fine and Applied Art Chulalongkorn University
Evans, G. Jo Foord. Meric S Gertler. Lori Tesolin. Sarah Weinstock. 2006. Strategies for Creative Spaces and Cities: Lessons Learned. Research Team: Cities Institute, London Metropolitan University
Florida. R. 2005. Cities and The Creative Class. Newyork : Routledge