Mohon tunggu...
Made Pramana
Made Pramana Mohon Tunggu... -

freelance writer and free, people are free creative

Selanjutnya

Tutup

Money

A. Pramana

9 Juli 2014   18:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:51 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Tarif Angkutan umum Purblingga-Rembang

Pulang kampung, adalah momen yang menyenangkan, walaupun harus bermacet-macetan di jalan tetapi makna pulang kampung sangatlah berarti bagi kaum perantauan. Masyarakat Kabupaten Purbalingga, mayoritas merantau ke luar daerah, dan luar Jawa. mereka mencari Nafkah terutama yang merantau di Jakarta dan sekitarnya, saya tahu persis kehidupan orang-orang purbalingga di Jakarta karena di sana juga ada sebuah forum yang mewadahi para kaum perantauan asal Purbalingga. walaupun sekarang Forum tersebut sudah tidak aktif lagi namun saya tahu betul kehidupan mereka, orang rantauan asal purbalingga yang berada di jakarta dan sekitarnya, apabila mudik memilih perjalanan malam menggunakan Bus AKAP, selain bisa beristirahat dalam bus, perjalanan malam dipilih agar bisa santai di jalan karena kondisi jalan yang sepi, Tarif Bus akap Jurusan Jakarta-Purbalingga berkisar Rp. 70.000 s/d Rp. 120.000 untuk kelas Bisnis dan Rp.45.000 s/d Rp. 75.000 untuk kelas Ekonomi. dengan waktu perjalanan 8 / 9 jam, Sekitar Pukul 04.00 para pemudik ramai memenuhi terminal purbalingga, menunggu angkutan umum datang untuk membawa mereka ke kampung masing-masing, Ironisnya, dengan kondisi ekonomi kaum perantau yang pas-pasan mereka harus membayar  mahal tarif angkutan umum yang menuju ke Kampungnya, perilaku awak angkutan umum daerah Purbalingga yang tidak menyenangkan kepada para penumpang membuat kesal, belum lagi mereka suka menaikkan tarif kepada penumpang dengan tarif yang jauh lebih mahal bahkan kadang sampai 4 kali lipat dari hari biasanya, momen pagi hari pada saat musim mudik begitu dimanfaatkan oleh awak angkutan umum, terutama Bus Jurusan Purbalingga-Rembang. bus yang sudah usang dan belum mengalami peremajaan, juga tarifnya yang di kenal semaunya sendiri. Apakah angkutan seperti itu tak pernah tersentuh oleh para petugas DISHUB? apakah tarif angkutan tidak disesuaikan oleh DISHUB? mengapa praktik seperti itu masih menjamur di Kota Purbalingga Perwira? kemana para petugas kita? dan Operasi yang sering di lakukan oleh POLANTAS PBG, tak pernah menyentuh Bus-bus tersebut! padahal Bus tersebut tak layak untuk beroperasi dengan jarak tempuh yang panjang dan kondisi jalan yang naik turun juga berliku. Mudah-mudahan Pemkot Purbalingga segera meremajakan Bus Jurusan Purbalingga - Rembang, dan tentunya dengan tarif yang normal dan memberi sanksi tegas kepada awak bus yang tidak disiplin, baik di jalan maupun pada saat meminta tarif yang dinilai semaunya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun