Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia freedom yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jemu Komparasi

17 Desember 2020   22:54 Diperbarui: 17 Desember 2020   23:28 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Engap
Pengap
Dentuman jantung kian cepat
Emosi kian acuh tak acuh
Validasi kian menghantu
Komparasi kian melekat

Muda yang kian menua
Tertuntut kebermaknaan atas idealitas

Kala hendak berarti, terpampang komparasi idealitas
Kala hendak bermakna, terpasang penutup mata yang menutup sebagian

Yang ada adalah yang teranggap ada
Yang tiada adalah yang tak diindahkan

Batin kian menggerutu
Asa kian mengasa
Lelah kian tak berharga diri

Ah, sudahlah...
Memang diharuskan menepi sejenak
Mencari eksistensi seni dalam diri
Rasa batin? Mungkin kian terlatih berkat tertatih
Yang telah lama berpacu pada jalur yang radikal
Jalur yang tak diindahkan...

Berjuta tetesan air yang  telah menyentuh pijakan setiap insan tersebut
Mampu menjadi kesahihan atas asa batin yang tertimbun

Ingin mencukupkan
Namun telah terkeruhkan
Mengguncang bilik kecil sentimental
Mengucilkan kepercayaan

Teriak sukma tertahan
Mendistraksi raga
Menahan untuk bersuara
Berharap, prinsip yang teryakini diijabahi oleh alam
Bahwa duka ada untuk menciptakan suka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun