Cara sederhana untuk mengetahuinya dengan memperhatikan perkataan nya. Anak yang pembelajar visual biasanya akan senang dengan ungkapan, "Lihat saja hasilnya!" dan lebih mudah menerima perintah dengan ucapan, "Perhatikan baik-baik!".Â
Mereka suka berbicara menggunakan istilah-istilah visual, seperti: "Tampaknya..", "Kelihatanya...", "Gambarannya...", "Dari sudut pandang ini...", dan sejenisnya. Biasanya mereka ingin duduk du barisan depan, melihat dengan jelas guru dan papan tulis.
2. Pembelajaran auditori
Pembelajaran auditori adalah individu yang bisa mengumpulkan informasi lebih baik melalui suara, pidato, musik, dan komunikasi verbal lainnya. Individu ini sering kli mengalami kesulitan bila harus mengikuti petunjuk yang ditulis.Â
Anak pembelajar auditori memiliki kekuatan auditori (mendengar) yang baik, sehingga dapat mengikuti perintah lisan dengan baik. Berbeda dari visual, Gaya belajar auditori memiliki ciri umum yaitu mereka belajar lebih baik ketika mereka mendengarnya. Diperkirakan 30% dari populasi termasuk pembelajaran auditori.
Apakah gaya belajar anakku auditori?
Cara sederhana untuk mengetahui: Senang dengan ungkapan, "Aku pernah dengar..." atau lebih mudah menerima perintah dnegan ucapan, "Dengarkan baik-baik...". Anak pembelajar auditori menyukai kata-kata yang ada kaitannya dengan suara atau bunyi.Â
Contohnya seperti "Dengarkan!", atau "Simak baik-baik, ya!". Mereka lebih mudah beradaptasi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan musik dan lagu. Dan mudah merekam segala sesuatu yang diucapkan oleh guru.
3. Pembelajaran kinestetik
Anak kinestetik dikenal dengan banyak bergerak dan tidak bisa diam. Pembelajar kinestetik sangat menikmati kegiatan fisikal, jarang mau menghabiskan banyak waktu untuk membaca, dan senang mencoba hal-hal yang baru.Â
Bisa dibilang anak yang memiliki gaya belajar kinestetik tergolong terkoordinasi dan lincah, sampai dianggap hiperaktif. Ketika berbicara, suka menggerakan tangan serta suka mengekspresikan perasaan mereka secara fisikal (seperti memeluk atau memukul).Â