Pernahkah kalian berpikir, bagaimana jadinya jika kita lupa untuk menukar atau kehabisan uang dengan mata uang negara lain yang kita kunjungi? Apakah kita perlu mencari bank dan menukarnya terlebih dahulu? Bukankah itu sangat merepotkan?
Sebagian orang mungkin tidak berpikir ke arah tersebut karena mereka sudah menukarkan uang negara mereka dengan mata uang negara lain. Tetapi ada baiknya segala sesuatu dipersiapkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sistem pembayaran antar negara harus dikembangkan dan ditingkatkan untuk mempermudah warga negaranya dalam bertransaksi. Selain itu, sistem perbayaran yang lebih baik akan meningkatkan perekonomian negara terutama terhadap antar negara yang sering melakukan kunjungin sama satu lain.
Negara-negara ASEAN yang terdiri dari negara Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan Timor Leste. Negara tersebut merupakan negara yang warga negaranya sering melakukan perjalanan antar negara sehingga sudah tak asing jika banyak turis dari negara tersebut yang berkunjung ke negara ASEAN yang lain. Tetapi terkadang terpikir, mengapa jika warganya sering berkunjung tidak diadakan sistem pembayaran yang memudahkan? Padahal mereka sudah cukup terkoneksi dan mengenal.
Maka dari pada itu, Bank Indonesia hadir untuk mewujudkan impian tersebut. Dengan misi, ingin meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara ASEAN. Bank Indonesia bekerja sama dengan beberapa bank sentral negara-negara ASEAN dengan bekerja sama untuk Regional Payment Connectivity atau RPC dan menciptakan Cross Border Payment atau CBP yang disebut dengan pembayaran lintas batas.
Melalui CBP ini, transaksi tak hanya pada individu saja tetapi juga melibatkan perusahaan, bank atau lembaga transaksi yang dapat melibatkan kedua negara. Sistem pembayaran ini dilakukan dengan uji coba Qris atau Quick Response Code Indonesia Standar yang dimiliki Indonesia. Qris ini mempunyai peranan yang penting karena memberikan efisiensi dalam bertransaksi, meningkatkan digitalisasi pedagang dan investasi serta menjaga kestabilan perekonomian dalam skala bahkan dapat meningkatkan UMKM dalam bertansaksi di manca negara Ketika turis membeli barang lokal.
Negara yang telah melakukan uji coba Qris ini dengan Indonesia yaitu Malaysia dan Thailand. Lewat Qris ini, warga Indonesia yang berkunjung ke Malaysia dan Thailand tak perlu menukar uang rupiah dengan mata uang negara lain dan hanya menggunakan sistem pembayaran ini begitu pula sebaliknya.
Meskipun terlihat mudah dan tidak menimbulkan masalah apapun, pada kenyataannya sistem pembayaran ini dikhawatirkan akan menimbulkan ketidak efisiensi waktu dan biaya. Dimana akan menimbulkan biaya penanganan transaksi yang mahal dan memakan banyak waktu dan sulit. Karena tak mudah untuk melakukan transaksi dengan jarak negara yang sangat jauh. Hal itu disebabkan oleh pembayaran keamanan yang cukup tinggi oleh bisnis yang meningkat sampai ROI, akses yang terbatas maupun dengan kecepatan yang rendah.
Kendati demikian, hal-hal diatas tentu perlu ditingkatkan kembali jika sistem pembayaran lintas batas terutama di negara-negara ASEAN ingin terkoneksi dengan baik dan berjalan lancar. Bank Indonesia dan negara ASEAN lain tentu telah mempertimbangkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi baik berjalan sesuai rencana ataupun keluar dari apa yang direncakan.
Bagi saya, tak ada salahnya untuk mendorong impian bank Indonesia dalam meningkatkan perekonomian negara melalui sistem pembayaran lintas batas ini. Toh, mudahnya akan kita rasakan pula. Kita tak perlu repot-repot untuk menukar uang untuk melakukan transaksi jika di negara lain terutama negara ASEAN, meski terdapat kekurangan dalam sistem ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H