Mohon tunggu...
Mada Prastya
Mada Prastya Mohon Tunggu... -

madaprastya.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menjadi Produsen

27 Oktober 2011   04:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:27 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_138216" align="aligncenter" width="300" caption="Sobek - Foto ilustrasi dari tog.madaprastya.com."][/caption] Dulunya ilmu pengetahuan, informasi, atau ide-ide dari para pemikir tidak dapat dinikmati oleh semua kalangan. Hanya kaum bangsawan atau institusi kepemerintahan saja yang memiliki akses pada sumber-sumber itu. Seolah menutup kemungkinan bagi rakyat biasa untuk memperoleh pencerahan yang dapat memperkaya wacananya. Bersyukurlah kita bahwa ada Johaness Gutenberg yang pada tahun 1439 menemukan mesin cetak Movable Type. Alat cetak ini berhasil membebaskan informasi dari monopoli kaum bangsawan. Dengan biaya dan waktu produksi sebuah buku yang lebih murah dan cepat, informasi siap dikonsumsi oleh siapa saja yang menaruh minat padanya. Tapi cerita tentang informasi tidaklah sesederhana itu. Informasi, yang saat ini sudah menjadi kebutuhan primer manusia, telah menjalani banyak dinamika dalam sejarah perkembangannya. Dan tak dapat dipungkiri, bahwa monopoli informasi masih eksis sampai saat ini. Sebagai bentuk penjajahan yang paling canggih. Penjajahan terhadap ide dan asupan pengetahuan yang sampai dapat memengaruhi cara berpikir dan perilaku manusia. Sialnya, hal ini sering berakibat pada kaburnya identitas jati diri manusia sebagai bagian dari suatu bangsa atau setidaknya sebagai dirinya sendiri. Kita menjadi insan yang dijajah oleh informasi. Informasi yang diproduksi secara populer oleh penciptanya. Kita menjadi global namun melupakan lokal. Dipaksa untuk hanya menjadi konsumen dari sebuah industri, yang di permukaan terlihat baik-baik saja, bahkan indah, namun jika dibiarkan dapat menenggelamkan. Maka itu, sebuah penjajahan harus mendapat perlawanan. Yang diharapkan dapat menjadi pengimbang derasnya cekokan arus informasi. Melawan dengan cara ikut menjadi produsen dari informasi itu sendiri. Pencipta konten yang berisi ide yang identik dengan identitas dan jati diri. Agar tak melulu manut dan ompong dalam mencerna informasi yang dikonsumsi. Saat ini setiap individu yang memiliki informasi, gagasan, atau ide tak perlu mengandalkan mesin cetak Movable Type untuk menyuarakan buah pikirnya. Internet dengan segala isinya dapat diberdayakan untuk menjadi saluran penerbitan. Baik yang bersifat personal atau mewakili sebuah komunitas. Dan blog adalah wahana dunia maya, dimana penggunanya dapat menjadi produsen dari konten yang mencerminkan sudut pendangnya, memperkenalkan dan mengokohkan identitasnya. Menjadikan pemiliknya sebagai editor, disainer, sampai melakoni peran departemen sirkulasi sebuah perusahaan penerbitan. Menyalurkan informasi yang independen dan diharapkan dapat mengritisi saluran mainstream yang miskin jati diri. Selamat Hari Blogger Nasional, kawan. Terus berbagai, karena itu esensi dari semua ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun