Cuaca ekstrem di Surabaya yang dihasilkan oleh hujan angin berdampak bencana seperti rusaknya atap rumah warga yang terkena angin, pohon tumbang dan banjir di beberapa daerah tertentu. Hujan yang berlangsung seharian ini membuat jalanan banjir terutama di Jalan Diponegoro dan Jalan HR Muhammad. Dampak dari bencana banjir ini menyebabkan pedagang kaki lima berpulang lebih cepat.
Kondisi ini menyebabkan kemacetan yang cukup parah di beberapa daerah dan menyebabkan aliran lalu lintas menjadi tidak kondusif dan terpaksa dialihkan. Warga yang melintas juga dihimbau untuk berhati-hati dari banyaknya kecelakaan yang dikarenakan jalan licin dan berlubang.
Koordinator Prakirawan BKMG, Ady Hermanto, mengatakan jika fenomena tersebut disebabkan oleh gumpalan awan cumulonimbus (CB) hampir di seluruh Kota Surabaya. "Memang awan cumulonimbus merata di seluruh Kota Surabaya, hal ini sedikit wajar ketika musim hujan", ujar Ady Hermanto.
Fenomena yang berlangsung selama berhari-hari ini memperburuk keadaan, dengan kadar air yang tinggi di atmosfer yang menyebabkan hujan lebat disertai angin. Durasi hujan yang menerjang Kota Surabaya diperkirakan bisa selama 1 hingga 5 jam yang sering terjadi waktu sore hari.
Walikota Kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga menghimbau kepada seluruh warga Surabaya untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi. Selain itu, warga juga diperingatkan untuk membersihkan selokan di sekitar pemukiman agar menghindari adanya banjir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H