Kabupaten Ponorogo, dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog karena daerah ini merupakan daerah asal dari kesenian Reog. Ponorogo juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki banyak pondok pesantren, salah satu yang terkenal adalah Pondok Modern Darussalam Gontoryang terletak di desa Gontor, kecamatan Mlarak. Tapi siapa sangka Kabupaten Ponorogo itu juga terkenal sebagai daerah pengirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar di Jawa Timur?? Mungkin tidak ada yang tahu akan hal ini.
Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo, jumlah TKI asal Ponorogo yang telah berangkat bekerja di luar negeri dan terdaftar di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ponorogo pada tahun 2014 adalah 4.488 orang. Dimana angka ini naik 0,5% dari tahun sebelumnya yaitu 4.462 orang. Para TKI ini tersebar di beberapa Negara yaitu, Malaysia, Singapura, Brunei,Korea Selatan, Taiwan, Arab Saudi, Hongkong, dan Abu Dhabi. Untuk Negara Malaysia, Brunei, dan Korea Selatan didominasi oleh tenaga kerja laki-laki dan untuk Negara Singapura, Taiwan, Arab Saudi, Hongkong, dan Abu Dhabi didominasi oleh tenaga kerja perempuan (TKW).
Meningkatnya daya konsumtif masyarakat Ponorogo mendorong para warganya untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Mencari modal untuk membuka usaha merupakan alasan yang banyak disampaikan oleh para calon TKI dalam mengambil keputusan menjadi TKI di luar negeri. Selain itu, besarnya tingkat penghasilan (gaji per bulan) menjadi TKI di luar negeri merupakan daya tarik yang sangat kuat. Selisih gaji yang begitu besar menjadikan mereka lebih memilih bekerja di luar negeri dari pada bekerja di Kota Ponorogo pada bidang yang sama. Oleh sebab itu, beberapa dari mereka yang belum mempunyai rencana usaha setelah tidak menjadi TKI, memilih untuk kembali bekerja menjadi TKI di luar negeri.
Secara umum para TKI asal Ponorogo telah mampu memperbaiki posisi ekonomi mereka. Ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk miskin yang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin adalah sebanyak 98.510 jiwa menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar 100.400 jiwa. Seperti halnya jumlah penduduk miskin, presentase penduduk miskin juga mengalami kecenderungan turun dari tahun ke tahun, terakhir pada 2013 sebesar 11,40%.
Tidak hanya itu para TKI ini juga turut andil dalam berkembangnya sektor perbankan di kota ponorogo, karena remitansi TKI sebagian besar menggunakan jasa perbankan. Nilai remitansi TKI pada tahun 2013 tercatat sebesar 214,71 milyar rupiah. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan subsektor bank mampu mencapai 9,81 persen.
Pekerjaan ini bukanlah tanpa resiko. Seperti diketahui bahwa telah sering terjadi kecelakaan kerja dialami para TKI yang menyebabkan cacat tetap atau bahkan kematian, tetapi hal tersebut tidak menyebabkan niat mereka surut untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri. Dorongan yang kuat yang membuat para pekerja ini berani mengambil resiko besar ini, walaupun tanpa perlindungan hukum dan politik yang memadai.
Hal yang sangat disayangkan adalah saat dimana nasib para pahlawan devisa ini harus dipertaruhkan. Tenaga kerja merupakan modal utama saat pelaksanaan dari pembangunan. Tujuan terpenting dari pembangunan tersebut adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan yang haruslah di jamin hak-haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H